KANGGOK'M TADAHN ?

Sabtu, 21 September 2013

Profil Ponpes Al-Madani Kuripan


Mataram (Suara NTB)
Suasana asri terlihat ketika Suara NTB menyambangi yayasan Pondok Pesantren Al- Madani Jum’at kemarin (16/8). Berlokasi di Dusun Pelulan Desa Kuripan Utara, Kecamatan Kuripan, Kabupaten Lombok Barat, yayasan Pondok Pesantren Al-Madani sampai tahun 2009 manjadi satu-satunya Pondok Pesantren yang terdapat di kecamatan Kuripan.
Dengan mengembangkan sistem pendidikan  terpadu yang terbuka dalam melihat dan menghadapi kondisi zamannya, dengan tidak mengenyampingkan nilai-nilai etika dan moralitas yang diajarkan agama, menjadi landasan berdirinya yayasan Pondok Pesantren Al-Madani Kuripan sejak 2001 silam. Selain mengembangkan sistem pendidikan terpadu, yaitu disamping mempelajari pelajaran agama sesuai dengan kurikulum pemerintah dan mengkaji kitab-kitab salaf (kitab kuning), yayasan ponpes Al-Madani juga mempelajari pelajaran umum serta terbuka pada hal-hal yang baru yang sesuai dengan kaidah-kaidah agama dan adat istiadat. Hal itu diharapkan, akan manjadikan pemahaman keislaman santri menjadi konprehensif.
Dibangun di atas keinginan
Proses berdirinya ponpes, berawal dari adanya keinginan masyarakat dusun Pelulan untuk memiliki sebuah lembaga pendidikan agama (madrasah). Karena adanya keinginan dan cita-cita yang cukup kuat, maka pada hari Sabtu (Malam Ahad) tanggal 2 Juni 2001 M bertepatan dengan tanggal 11 Rabi’ul Awwal 1422 H, diadakan suatu rapat/musyawarah dalam rangka mewujudkan niat dan cita-cita mulia tersebut, yaitu mendirikan pondok pesantren dan lembaga pendidikan madrasah. Pada rapat/musyawarah tersebut hadir 13 orang dari beberapa unsur, seperti tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh pemuda Dusun Pelulan.
Alhasil, musyawarah tersebut menyepakati pendirian sebuah Yayasan Pendidikan Pondok Pesantren dengan sebuah lembaga yaitu Madrasah Tsanawiyah (MTs) bernaung di bawahnya. Dalam musyawarah tersebut diputuskan pula susunan kepengurusan diantaranya terdiri dari Ust. H.Muhammad Subki Suhaili sebagai Ketua Dewan Pembina dan Ust. Drs.H. Muhammad Nurhayat, M.Pd, sebagai Ketua Yayasan, sedangkan sebagai Kepala Madrasah Tsanawiyah ditugaskan kepada Ust. H. Saharuddin, S.Ag, dan Ust. H.Khaerimizan, S.Ag. sebagai wakil kepala madrasah.
Selain adanya niatan dari masyarakat tersebut, motivasi awal berdirinya yayasan Pondok Pesantren Al-Madani 2001 silam ialah untuk memberikan kesempatan belajar kepada masyarakat kurang mampu dan para siswa putus sekolah karena ketiadaan biaya. Hal itu dikarenakan, masyarakat dusun Pelulan, desa Kuripan Utara merupakan masyarakat dengan penghasilan rendah. Mata pencaharian utama mereka ialah dari bertani dan berkebun. Praktis, mereka hanya mengandalkan hasil tani dan berkebun saja. Sehingga kadang, untuk membiayai putra putrinya bersekolah, kadang mereka tidak mampu. Kondisi itulah yang menjadi dasar kebijakan Pondok Pesantren Al-Madani membebaskan seluruh biaya pendidikan kepada santrinya dari tingkat TK/RA sampai tingkat Madrasah Aliyah (MA).
Dengan mengusung visi “Beriman, Berkualitas dan Mandiri”, yayasan ponpes Al-Madani kini mampu bersaing dengan sekolah-sekolah negeri lainnya dan menjadi sekolah favorit pilihan warga, meskipun pada awal pendiriannya, banyak masyarakat yang menentang dan mencerca pendirian pondok. Namun seiring waktu, berbagai pendekatan dilakukan oleh  para pimpinan dan pengasuh ponpes kepada masyarakat. Al hasil, berkat usaha dan kerja keras, mereka berhasil membesarkan ponpes dan menjadikan ponpes Al-Madani mendapat tempat di hati masyarkat.
Selain mendapat tantangan dari masyarakat sekitar, problem yang dihadapi para pengurus ponpes pada awal-awal berdirinya ponpes ialah ketiadaan gedung sekolah untuk menampung empat puluh orang santri pertama pada masa ajaran 2001/2002.  Pada saat itu, ponpes Al-Madani belum memiliki gedung belajar, maka beberapa orang pengurus menemui Kepala Cabang Dinas Pendidikan Nasional  yang waktu itu masih satu kecamatan dengan kecamatan Kediri, untuk meminta izin pemakaian gedung SDN No 10 Kuripan (sekarang SDN 3 Kuripan Utara) sebagai tempat belajar. Sehingga pada tanggal 16 Juni 2001 sebagai hari pertama tahun ajaran baru, SDN No 10 Kuripan yang berlokasi di Dusun Pelulan resmi digunakan sebagai tempat pelaksanaan kegiatan belajar mengajar Madrasah Tsanawiyah Al-Madani.
Melahirkan santri berprestasi
Melihat berbagai peluang ke depan, pengurus Pondok Pesantren Al-Madani optimis, ke depannya akan menjadi Pondok Pesantren modern yang berbasis akhlakul karimah, karena saat ini Pondok Pesantren Al-Madani terus membenahi diri dengan memberikan berbagai macam program unggulan kepada seluruh santrinya baik yang bersifat teori (normatif) maupun dalam bentuk Life Skill (keahlian), terlebih kini ponpes Al-Madani memiliki empat buah gedung belajar yang dibangun di atas tanah seluas 7500 m2 dengan luas bangunan 1000 m2 dengan tenaga pendidik profesional dan karyawan yang berjumlah 53 orang.
Kini, Pondok Pesantren Al-Madani menjadi perhatian sekaligus harapan masyarakat sekitar, hal itu terlihat dari antusiasme masyarakat memasukkan putra putrinya di Pondok Pesantren Al-Madani. Sampai dengan sekarang, ponpes Al-Madani mempunyai santri dari tingkat TK/RA sebanyak 40 santri, tingkat MTs sebanyak 210 santri dan tingkat MA sebanyak 204 santri.
Untuk menunjang kemampuan santri, berbagai program ekstrakurikuler dikembangkan ponpes, diantaranya ialah adanya program madrasah diniyah bagi santri/santriwati ponpes Al-Madani. Program ini merupakan salah satu bentuk pendidikan non formal yang ditempuh oleh santri/santriwati. Tujuannya ialah untuk mempelajari kitab kuning yang diajarkan oleh para ustaz. Proses pembelajaran dilakukan di luar jam sekolah yaitu setelah shalat Magrib, Isya’ dan setelah shalat subuh.

Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler lainnya ialah belajar seni baca Al-Qur’an, musik Qasidah, muhadarah (latihan pidato), pembinaan Bahasa Inggris, pembinaan Bahasa Arab, pembinaan MIPA, dan Kaligrafi. Al hasil, banyak prestasi yang telah diraih oleh santri/santriwati ponpes Al-Madani. Diantaranya ialah juara umum pada lomba MTQ tingkat kecamatan pada cabang lomba tilawah, kaligrafi dan tahfiz. selain itu, santri/santriwati ponpes Al-Madani kerapkali diutus menjadi wakil untuk kabupaten Lobar untuk lomba-lomba ditingkat provinsi. (dys)

Tidak ada komentar: