Mataram
(Suara NTB)
Suasana asri terlihat
ketika Suara NTB menyambangi yayasan Pondok
Pesantren Al- Madani Jum’at kemarin (16/8). Berlokasi di Dusun Pelulan Desa Kuripan Utara, Kecamatan Kuripan, Kabupaten Lombok Barat,
yayasan
Pondok Pesantren Al-Madani sampai tahun 2009 manjadi satu-satunya Pondok Pesantren yang
terdapat di kecamatan Kuripan.
Dengan mengembangkan sistem pendidikan terpadu yang terbuka dalam
melihat dan menghadapi kondisi zamannya, dengan tidak mengenyampingkan nilai-nilai etika dan
moralitas yang diajarkan agama, menjadi landasan berdirinya yayasan
Pondok Pesantren Al-Madani Kuripan sejak 2001 silam. Selain mengembangkan sistem pendidikan terpadu, yaitu disamping
mempelajari pelajaran agama sesuai dengan kurikulum pemerintah dan mengkaji
kitab-kitab salaf (kitab kuning), yayasan ponpes
Al-Madani juga mempelajari
pelajaran umum serta terbuka pada hal-hal yang baru yang sesuai dengan kaidah-kaidah agama dan adat istiadat.
Hal itu diharapkan, akan manjadikan pemahaman keislaman santri menjadi
konprehensif.
Dibangun
di atas keinginan
Proses
berdirinya ponpes, berawal dari adanya keinginan masyarakat dusun Pelulan untuk memiliki sebuah lembaga pendidikan agama
(madrasah). Karena adanya keinginan dan cita-cita yang cukup kuat, maka pada
hari Sabtu (Malam Ahad) tanggal 2 Juni 2001 M bertepatan dengan tanggal 11
Rabi’ul Awwal 1422 H, diadakan suatu rapat/musyawarah dalam rangka mewujudkan
niat dan cita-cita mulia tersebut, yaitu mendirikan pondok pesantren dan
lembaga pendidikan madrasah. Pada rapat/musyawarah tersebut hadir 13 orang dari
beberapa unsur, seperti tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh pemuda Dusun
Pelulan.
Alhasil, musyawarah tersebut menyepakati pendirian
sebuah Yayasan Pendidikan Pondok Pesantren dengan sebuah lembaga yaitu Madrasah
Tsanawiyah (MTs) bernaung di bawahnya. Dalam musyawarah tersebut diputuskan
pula susunan kepengurusan diantaranya terdiri dari Ust. H.Muhammad Subki
Suhaili sebagai Ketua Dewan Pembina dan Ust. Drs.H. Muhammad Nurhayat, M.Pd,
sebagai Ketua Yayasan, sedangkan sebagai Kepala Madrasah Tsanawiyah ditugaskan
kepada Ust. H. Saharuddin, S.Ag, dan Ust. H.Khaerimizan, S.Ag. sebagai wakil
kepala madrasah.
Selain adanya niatan
dari masyarakat tersebut, motivasi
awal berdirinya yayasan Pondok Pesantren Al-Madani 2001 silam ialah untuk memberikan kesempatan belajar kepada masyarakat
kurang mampu dan para siswa putus sekolah karena ketiadaan biaya. Hal
itu dikarenakan, masyarakat dusun Pelulan, desa Kuripan Utara merupakan
masyarakat dengan penghasilan rendah. Mata pencaharian utama mereka ialah dari
bertani dan berkebun. Praktis, mereka hanya mengandalkan hasil tani dan
berkebun saja. Sehingga kadang, untuk membiayai putra putrinya bersekolah,
kadang mereka tidak mampu. Kondisi itulah yang menjadi dasar kebijakan Pondok Pesantren Al-Madani membebaskan seluruh
biaya pendidikan kepada santrinya dari tingkat TK/RA
sampai tingkat Madrasah Aliyah (MA).
Dengan mengusung visi “Beriman, Berkualitas dan Mandiri”,
yayasan ponpes Al-Madani kini mampu bersaing dengan sekolah-sekolah negeri lainnya
dan menjadi sekolah favorit pilihan warga, meskipun pada awal pendiriannya, banyak
masyarakat yang menentang dan mencerca pendirian pondok. Namun seiring waktu,
berbagai pendekatan dilakukan oleh para
pimpinan dan pengasuh ponpes kepada masyarakat. Al hasil, berkat usaha dan kerja
keras, mereka berhasil membesarkan ponpes dan menjadikan ponpes Al-Madani
mendapat tempat di hati masyarkat.
Selain mendapat
tantangan dari masyarakat sekitar, problem yang dihadapi para pengurus ponpes
pada awal-awal berdirinya ponpes ialah ketiadaan gedung sekolah untuk menampung
empat puluh orang santri pertama pada masa ajaran 2001/2002. Pada saat itu, ponpes Al-Madani belum memiliki gedung belajar, maka beberapa orang
pengurus menemui Kepala Cabang Dinas Pendidikan Nasional yang waktu itu masih satu kecamatan dengan kecamatan
Kediri, untuk meminta izin pemakaian gedung SDN No 10 Kuripan (sekarang SDN 3
Kuripan Utara) sebagai tempat belajar. Sehingga pada tanggal 16 Juni 2001
sebagai hari pertama tahun ajaran baru, SDN No 10 Kuripan yang berlokasi di
Dusun Pelulan resmi digunakan sebagai tempat pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar Madrasah Tsanawiyah Al-Madani.
Melahirkan
santri berprestasi
Melihat berbagai peluang ke depan, pengurus Pondok Pesantren Al-Madani optimis, ke
depannya akan menjadi Pondok Pesantren modern yang berbasis akhlakul karimah,
karena saat ini Pondok Pesantren Al-Madani terus membenahi diri dengan
memberikan berbagai macam program unggulan kepada seluruh santrinya baik yang
bersifat teori (normatif) maupun dalam bentuk Life Skill (keahlian), terlebih kini ponpes
Al-Madani memiliki empat buah gedung belajar yang dibangun di atas tanah seluas
7500
m2 dengan luas bangunan 1000 m2 dengan tenaga pendidik profesional dan
karyawan yang berjumlah 53 orang.
Kini, Pondok Pesantren Al-Madani menjadi perhatian sekaligus harapan masyarakat sekitar, hal itu terlihat dari
antusiasme masyarakat memasukkan putra putrinya di Pondok Pesantren Al-Madani.
Sampai dengan sekarang, ponpes Al-Madani mempunyai santri dari tingkat TK/RA
sebanyak 40 santri, tingkat MTs sebanyak 210 santri dan tingkat MA sebanyak 204
santri.
Untuk
menunjang kemampuan santri, berbagai program ekstrakurikuler dikembangkan ponpes,
diantaranya ialah adanya program madrasah diniyah bagi santri/santriwati ponpes
Al-Madani. Program ini merupakan salah satu bentuk pendidikan non formal yang
ditempuh oleh santri/santriwati. Tujuannya ialah untuk mempelajari kitab kuning
yang diajarkan oleh para ustaz. Proses pembelajaran dilakukan di luar jam
sekolah yaitu setelah shalat
Magrib, Isya’ dan setelah shalat subuh.
Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler lainnya ialah
belajar seni baca Al-Qur’an, musik Qasidah, muhadarah (latihan pidato), pembinaan Bahasa
Inggris, pembinaan Bahasa Arab, pembinaan MIPA, dan Kaligrafi. Al hasil, banyak
prestasi yang telah diraih oleh santri/santriwati ponpes Al-Madani. Diantaranya
ialah juara umum pada lomba MTQ tingkat kecamatan pada cabang lomba tilawah,
kaligrafi dan tahfiz. selain itu, santri/santriwati ponpes Al-Madani kerapkali
diutus menjadi wakil untuk kabupaten Lobar untuk lomba-lomba ditingkat
provinsi. (dys)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar