Mataram (Suara NTB)
Berkaca dari pengalaman mengikuti
tes CPNS pada tahun-tahun sebelumnya, nampaknya soal ujian CPNS tidak akan
banyak mengalami perubahan. Meskipun sudah banyak mendapat kritikan dari
berbagai pihak yang menilai soal ujian CPNS tidak memiliki relevansi yang jelas
antara materi yang diujikan dengan prodi CPNS yang mengikuti tes, namun soal
ujian CPNS belum juga terjadi perubahan. Model materinya hampir sama dari tahun
ke tahun seperti yang diungkapkan Zainul, S.Pd,. Dirinya yang telah mengikuti
tes CPNS hampir lebih dari lima tahun mengaku kalau soal tes CPNS selama ini
hampir sama, tidak berubah setiap tahunnya. “Masih saja disajikan materi yang
tidak sesuai kompetensinya dengan jurusan peserta CPNS, padahal tidak semua
CPNS menguasai materi di luar prodinya”.
Lebih lanjut, Zainul, S.Pd
menambahkan kalau rekrutmen CPNS ini bertujuan untuk mendapatkan guru-guru yang
memiliki kompetensi dibidangnya masing-masing. Tetapi jika materi tesnya
seperti ini, maka rekrutmen CPNS ini sebenarnya tidak akan menghasilkan guru
yang benar-benar berkualitas. Dirinya berharap, materi ujian CPNS yang akan
dilaksanakan pada bulan Nopember mendatang bisa berubah dari tahun sebelumnya
dan sesuai dengan prodi masing-masing peserta yang mengikuti tes. Misalnya
jurusan Matematika, harusnya mereka lebih banyak diberikan materi tes yang
sesuai dengan jurusannya, begitu juga dengan jurusan bahasa inggeris juga harus
begitu, sehingga proses rekrutmen ini benar-benar mampu menghasilkan calon guru
yang mempunyai kompetensi sesuai dengan jurusan mereka.
Sementara itu, terpisah Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah, Safril, M.Pd
mengatakan bahwa meskipun reformasi pendidikan dari aspek anggaran sedang
berlangsung untuk pemenuhan 20 persen anggaran untuk pendidikan, namun
reformasi tidak sepenuhnya berjalan rata di semua aspek menyangkut pendidikan.
Misalnya saja ialah pada soal rekrutmen CPNS. Untuk menghasilkan sistem
pendidikan yang baik ungkapnya, tidak terlepas dari aspek input dan output.
Contohnya ialah pada saat rekrutmen CPNS, apakah selama ini sudah benar-benar
bersih dari praktik-praktik KKN? Sudah adakah standar rekrutmen CPNS yang
memungkinkan nihilnya praktik KKN? apakah sudah ada mekanisme rekrutmen yang
menjamin untuk terbebasnya dari praktik KKN tersebut? Tentu ini harus dijawab
oleh komitmen pemerintah untuk merubah itu semua.
Menurutnya, guru kalau direkrut
dengan sistem yang sama seperti sebelumnya tidak akan menghasilkan kualitas
guru yang menjanjikan perubahan bagi anak didik kita, seperti dari sisi materi
soal ujian CPNS belum ada perubahan sama sekali. Misalnya soal tes mengenai
kebijakan pemerintah untuk tes CPNS dari jurusan matematika, apa relevansinya
antara kebijakan pemerintah dengan jurusan matematika? “Kemudian soal-soal umum
lainnya, apa kaitannya dengan mereka yang akan menjadi guru bahasa arab,
fisika, bahasa inggeris dan lain sebagainya”. Dari sisi itu, kita bisa katakan
bahwa belum banyak yang kita bisa harapkan dengan proses perekrutan yang masih
seperti itu.
Padahal sebenarnya, perubahan itu
harus dimulai dari input terlebih dahulu baru kemudian bicara prosesnya. “sekarang
kan prosesnya yang dipersoalkan, bagaimana guru yang amoral dan sebagainya,
padahal kalau inputnya bagus, prosesnya juga akan bagus”. Ke depan pemerintah
harus memikirkan hal itu supaya aspek input ini benar-benar dirubah. (dys)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar