Sebanyak 39 persen mahasiswa di 15 provinsi di Indonesia yang menjadi responden survei Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terindikasi tertarik pada paham radikal. Untuk itu perlu dilakukan antisipasi sejak dini agar tidak berlanjut pada terorisme.
Selain itu, hasil ini menguatkan dugaan bahwa generasi muda adalah target penyebaran radikalisme dan kampus rentan menjadi tempat penyebarannya.
Lima belas provinsi lokasi survei itu masing-masing Lampung, Maluku, Sumatera Utara, Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan, Riau, Jawa Barat, dan Kalimantan Utara. Kemudian, Sulawesi Tengah, Bangka Belitung, Sulawesi Tenggara, Banten, Bali, Kepulauan Riau dan Bengkulu.
Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Unram Dr. H. Muhammad Natsir, menegaskan hasil temuan BNPT warning bagi kampus. Namun dirinya menegaskan bahwa Unram terbebas dari segala bentuk paham radikal.
Meski demikian, pencegahan dan penanggulangan terorisme tidak bisa hanya menjadi tanggung jawab BNPT. Semua lapisan masyarakat harus terlibat dalam upaya menyelamatkan masa depan bangsa termasuk peran serta perguruan tinggi di dalamnya. Pihaknya juga terus mewaspadai dan mengantisipasi adanya kemungkinan paham tersebut masuk kampus.
Berbagai upaya dilakukan Unram menjaga mahasiswanya agar tidak bergabung dan masuk ke dalam organisasi yang mempunyai paham radikal. Misalnya langkah preventif pertama saat Pengenalan Kehidupan Akademik Kampus (PKKMB).
Pada tahap ini, mahasiswa baru diberikan berbagai pengetahun dan peningkatan wawasan kebangsaannya. Harapannya, rasa nasionalisme mahasiswa semakin kuat.
"Dimasukkannya materi wawasan kebangsaan pada mahasiswa baru Unram bertujuan agar kampus Unram bebas dari paham radikal dan mencintai NKRI", katanya menjelaskan.
Menurut Natsir, paham radikal sangat berbahaya. Paham radikal merupakan langkah awal menuju terorisme karena semua teroris pasti melalui tahap itu. Namun, jika diantisipasi, salah satunya melalui dialog, maka penganut paham radikal bisa dicegah lebih jauh pada terorisme. Oleh sebab itu paham ini harus dijauhi.
Disebutkan, bahwa di kampus-kampus besar di Indonesia tidak luput dari masuknya paham tersebut ke tengah mahasiswa. Tidak terkecuali di Unram, potensi masuk dan berkembangnya juga ada. Namun begitu, harus terus diwaspadai.
Menurutnya dibutuhkan kewaspadaan semua pihak dalam upaya menangkal masuknya paham radikal. Jangan sampai sudah besar di kampus baru disadari.
Disisipkannya materi wawasan kebangsaan diharapkan dapat menguatkan kembali rasa kecintaan mahasiswa terhadap Indonesia. Sehingga tidak ada cerita mahasiswa masuk teroris dan sebagainya. (d)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar