KANGGOK'M TADAHN ?

Selasa, 14 November 2017

Muhammad Salikin, Sosok Ulet Dibalik Menterengnya UIN

Muhammad Salikin alias Ali Jhon

Muhammad Salikin, sosok pekerja keras, ulet, sabar dan menyenangkan.  Begitulah kesan pertama yang akan dirasakan bagi siapa saja yang berinteraksi dengan Muhammad Salikin yang lebih akrab dipanggil Ali.

Ali adalah termasuk tipe pekerja keras, pantang mengeluh dengan segala tugas dan beban yang diberikan kepadanya, mulai dari membersihkan kamar mandi, menyapu ruang kelas, halaman, buang sampah, potong rumput dan lainnya. Singkatnya, Ali merupakan sosok pekerja keras di balik mentereng dan bersihnya kampus setiap hari.

"Asal jangan disuruh nyetir mobil aja," katanya.

Sejak pertama kali masuk sebagai tenaga kontrak di kampus UIN Mataram mulai tahun 2006 silam dan hingga kini sudah 11 tahun menikmati profesinya sebagai petugas kebersihan kampus.

Ali yang sering juga dipanggil Jhon, menuturkan bahwa kehadiranya sebagai keluarga besar di UIN Mataram berawal dari bisikan asmara melalui mimpi yang ketika itu sedang mengadu nasib sebagai pekerja kilang sawit di Malaysia.

Suatu malam Ali bermimpi seakan ada suara yang memanggilnya untuk bekerja di kampus, keesokan harinya mimpi tersebut diceritakan pada rekan sejawatnya.

Setelah menerima berbagai masukan dan saran dari rekan dan juga keluarga di Lombok, maka beliau memutuskan untuk pulang dan melamar kerja di kampus.

Ternyata mimpi Ali menjadi nyata, dia diterima sebagai tenaga honorer yang berbekal selembar foto copy ijazah Sekolah Dasar, ternyata bisa menghantarkannya untuk mendapatkan pekerjaan. Sejak itulah dia terus menunjukkan etos kerja yang bagus dalam pengabdiannya di lembaga ini.

Sangat mudah mengukur tingkat kesungguhan dan keikhlasan Ali sebagai tenaga honorer, setiap hari beliau pulang pergi dari rumahnya di Desa Pringgesele Lombok Timur menuju Mataram yang jaraknya mencapai 63 KM atau kurang lebih 2 jam perjalanan.

Dinamika perjalanan pergi pagi pulang petang dengan beragam kendaraan pernah dinaiki Ali Jhon, mulai dari sepeda motor, engkel, bemo, ojek dan bahkan pernah numpang mobil dam truk.

Semangat perjuangan Ali yang memiliki satu istri dengn tiga orang putra ini layak dijadikan renungan. Anak pertamanya kini duduk di bangku kuliah jurusan KPI Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Mataram semester tiga, sedangkan yang nomer dua baru kelas dua MTs  NW Pringgasele, sedangkan yang ketiga baru menginjak kelas dua SD.

Sambil matanya berkaca-kaca, seakan ada pesan haru ketika pak Ali memuji istri dan anak-anaknya yang sangat sabar, tak jarang uang modal istrinya yang hanya jualan naget, sosis dan es keliling kampung sering diambilnya untuk ongkos ke Mataram.

Jika secara rasional berhitung dari jumlah penghasilan sebagai tenaga honorer tidaklah seberapa, bahkan untuk kebutuhan ongkos saja kurang, apalagi untuk mencukupi kehidupan keluarga.

Namun demikian, Ali sangat yakin dengan ketetapan Allah yang telah mengatur dan menjamin rizki setiap hambanya, adapun profesi hanyalah sekedar ikhtiar kecil manusia saja, namun hasil Allah yang akan mencukupinya.

Ali Jhon menegaskan, tak masalah meski setiap hari berurusan dengan sampah, keyakinan yang kuat mengatakan inilah jalan yang ditunjukkan oleh Allah Swt sebagai syarat mencari nafkah untuk menggapai berkah, dalam bahasa sederhananya adalah biar sampah yang penting berkah. (d)

Tidak ada komentar: