MARHABAN YA RAMADAN, MARHABAN YA SAHRUSSHIAM….
Tidak terasa bulan Ramadan kini menghampiri kita, seperti pada tahun-tahun sebelumnya, di setiap pojok mesjid, musalla, langgar, maupun rumah rame di kumandangkannya ayat-ayat suci al qur’an sebagai amalan yang paling mulia dan paling besar pahalanya.
Bacalah al qur’an, karena ia akan datang pada hari kiamat kelak untuk memberikan syafaat kepada siapa yang membacanya (al-hadits).
Itulah keistimewaan al qur’an sebagai mu’jizat Nabi saw. Tentunya dengan bacaan yang baik dan benar serta harus dibaca secara tartil sebagimana firman Allah
warattilil qur’ana tartila bacalah al qur’an dengan tartil.
Momentum Ramadan merupakan momentum yang sangat tepat untuk mengoreksi diri atas berbagai perbuatan yang selama ini di perbuat. Berniat dengan niat yang tulus ikhlas murni karena Allah maka pahala dan ampunan Allah akan di perolehnya.
Man sama imanan wahtisaban gufira lahu matqaddama min zambih.
(Barang siapa berpuasa pada bulan Ramadan dengan penuh keimanan dan mengharap ampunan dari Allah, maka di ampuni dosa-dosanya yang telah lalu)
Puasa merupakan satu satunya ibadah yang balasannya langsung dari Allah swt. Maksudnya tidak seperti ibadah pada umumnya seperti shalat, zakat, haji dan lain sebgainya. Mengapa demikian? Karena puasa di lakukan oleh masing-masing individu tanpa ada intervensi dari orang sekitarnya. Puasa sangat rentan sekali munculnya sikap riak pada orang yang sedang melaksanakanya. Praktis Tidak ada perbedaan yang mencolok antara orang yang sedang berpuasa atau tidak. Sehingga demikian puasa itu untukku firman Allah dan aku yang akan membalasnya langsung.
Puasa satu- satunya ibadah dalam praktik islam yang pencatatan pengerjaannya langsung tertuju pada Allah tanpa perantara maliakat sebagaimana pada ibadah lainnya.
Puasa begitu sangat istimewa bagi segenap makhluk Allah jika saja mereka mengetahuinya. Tidak ada setiap detik napas yang terhembus kecuali bernilai ibadah, tidak ada aktifitas remeh seperti tidur kecuali bernilai ibadah. Segala amal perbuatan yang di kerjakan bernilai lipatan yang sangat banyak. Tidak ada bulan yang se-istimeewa bulan Ramadan.
Ramadan merupakan bulan menempa diri menuju kemenangan yang fitri pada penghujungnya kelak. Fitri bagaikan mungilnya bayi yang baru lahir tanpa noda dan cela. Suci bahkan sangat suci sehingga lautan rahmat Allah tercurah padanya sehingga ia bisa melihat dunia yang padanyalah segala potensi untuk menjadi wakil Allah terhaturkan padanya. Potensi untuk menjadikan segala yang ada menjadi aktif untuk di adakan. Makhluk yang memiliki bakat segudang yang dengannyalah makhluk determinan bernama malaikat bisa tunduk dalam keagungan kecerdasan Adam sang makhluk fitri. Makhluk pertama yang menggambarkan tentang bagaiamana permulaan sejarah awal dari peradaban manusia sebgai wakil Allah di muka bumi.
Ramadan tanpa di sadari kini telah menghampiri kita semua. Adakah sesuatu yang kita persiapkan untuk menyambutnya. Bulan yang ketika pada masa Rasulullah dulu datang, umat islam kala itu bersuka cita untuk menyambutnya dengan penuh keriangan, keriangan untuk dapat beribadah dengan pengharapan semua amal perbuatan dosa mereka terampuni. Semua napas mereka adalah kebaikan untuk mencari ridho ilahi.
Ramadan kini menyeru kita, adakah yang bisa kita perbuat untuk memuliakannya? Bulan yang penuh dengan kemuliaan daripada seribu bulan lainnya.
Sesungguhnya kami telah menurunkan al qur’an pada malam lailatul qadr. Apakan kamu tahu malam lailatul qadar? Malam lailatul qadr lebih baik daripada seribu lainnya. Turun pada malamnya malaikat denngan izin tuhannya dengan segala perintahnya. Pada malam itu sejahtera sampai pagi.
Ramadan, ku sambut engkau dengan hati yang suci,
Ramadan, ku sambut engkau dengan hati yang bersih dan ceria
Segenap langkahku pada saat ini tercurah untukmu
Padamulah sayap patah ini memohon untuk bias kembali terbang nan jauh disana mencari kefitriannya
Ku ingin tasbihku adalah untuk memuliakanmu
Ku ingin nafasku adalah untukmu
Ku ingin detik dari setia ayat yang ku baca adalah bagimu ya Rab
Sudah teramat lelah dan getir diri ini melawanku yang terus berperang tanpa henti
Menemukan musuh yang sejatinya sanngat dekat namun dirasa teramat jauh
Kaulah harapanku hari ini
Padamu ku ingin ucapkan
ASTAGFIRULLAH, ASTAGFIRULLAH, ASTAGFIRULLAHAL’ADZIM
Maafkan aku ya Rab
Maafkan atas perbuatan khilaf yang selama ini kusadari lebih banyak ku sengajai
Tutur kataku yang tiada penuh hikmah
Tanganku yang sering kali menyentuh hal yang kau larang keras
Begitu juga kakiku, telingaku yang acapkali mendengarkan desahan-desahan yang kau haramkan
Mataku apalagi
Hatiku yang sering alfa untuk mengingat keagunganmu
Bibirku yang sering ku pergunakan untuk sesuatu yang kau benci
Ramadan sampaikan maaf terdalamku pada sang pengutusmu…………………
Darek, 1 Ramadan/Agustus 1432/2011
By: Darsono Yusin Sali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar