KANGGOK'M TADAHN ?

Jumat, 27 September 2013

Daya Beli Buku Masyarakat Loteng Rendah


Rendahnya daya beli buku masyarakat Lombok Tengah, tidak membuat Arif pemilik toko Buku Andi di Jalan M. Yamin No 10 Praya ini patah semangat. Meskipun buku yang dijualnya tidak banyak yang laku, namun Andi tetap bertahan sebagai salah satu penjual buku di tengah-tengah Kota Praya ini.
Keprihatinannya terhadap dunia pendidikan membuat Arif lima tahun yang lalu berpikir untuk membantu masyarakat terutama para pelajar agar mereka memperoleh kemudahan dalam mendapatkan buku-buku sebagai refrensi bacaaan. Apalagai saat itu, jumlah pelajar di kota Praya meningkat. “kehadiran toko buku ini memang dihajatkan untuk mempermudah akses masyarakat loteng agar memperoleh bahan-bahan bacaan yang menjadi kebutuhan mereka, terutama para pelajar”, tuturnya.
Berjualan buku bukannya tanpa resiko, hal itu memang dari awal disadari oleh Arif, namun seiring perjalanan waktu, perlahan berbagai rintangan itu bisa dilalui oleh Arif. Berbagai jenis buku pun diorder oleh Arif dari salah seorang temannya di Jakarta dan Surabaya, mulai dari buku pendidikan, sosial, politik, filsafat, ekonomi, dan berbagai jenis buku pelajaran siswa serta beragam jenis poster lainnya.
Biasanya, sebelum diorder, Arif dan temannya tersebut membuat kesepakatan, kalau bukunya ada yang tidak laku, maka ia akan mengembalikan buku tersebut ke agen, itulah yang membuat Arif merasa memperoleh kemudahan, karena jika buku belum juga laku setelah setahun, maka secara otomatis buku itu saya kembalikan ke agen, terang Arif.
Arif menuturkan, selama lima tahun berjualan buku ini, tidak banyak perkembangan berarti baik dari segi kuantitas hasil berjualan maupun kuantitas pengunjung. Cukup biasa dan landai-landai saja, terangnya. Dalam perharinya, buku jualan Arif setiap hari tidak banyak yang laku, kadang empat sampai lima buah buku, itu pun sudah syukur ada yang beli.
Meski peminat buku di kota Praya kondisinya memprihatinkan seperti itu, Arif mengaku akan tetap berjualan buku, karena baginya pendidikan bukan hanya soal ekonomi semata, tetapi juga lebih dari itu, pendidikan meliputi ‘rasa’ dan hobi, jika dilakukan dengan niatan tulus maka akan membawa kesenanagan dan kepuasan tersendiri, ungkapnya. (dys)


Tidak ada komentar: