Mataram (Suara NTB)
Mencermati
masuknya nama TGB ke dalam bursa konvensi Partai Demokrat untuk penjaringan
bakal calon presiden 2014, mendapat komentar dari Ketua DPD PAN NTB, H. Muazzim
Akbar, SIP saat dihubungi Suara NTB
kemarin (24/8). Muazzim mengatakan, sebagai salah satu partai pendukung pada
pilkada kemarin, “TGB masih kita
butuhkan di NTB”, sebaiknya berikan kesempatan kepada tokoh-tokoh nasional yang
lain untuk ikut dalam konvensi partai Demokrat. Tetapi jika internal partai
yang meminta, ya itu urusan internal mereka, tandasnya. Selain itu, Muazzim
juga menambahkan, jika TGB bersedia mengikuti konvensi, sebagai warga NTB,
dirinya dan PAN siap untuk mendukungnya.
Sementara
itu, secara terpisah pengamat politik Dr. Kadri, MS.i menjelaskan, masuknya nama
TGB kedalam konvensi partai Demokrat, tentu ini menjadi suatu kehormatan bagi TGB diinternal Partai
Demokrat. “Jadi bagaimana pun permintaan ini (ikut konvensi) suatu kehormatan,
karena tidak semua kader Demokrat diminta untuk ikut konvensi”. Selain tentunya
menjadi sebuah kebanggan bagi daerah ini, karena bagaimanapun setiap putra daerah yang diajak untuk ikut
konvensi menjadi kebanggan bagi kita semua.
Namun
begitu, Kadri menjelaskan ajakan DPP PD kepada TGB untuk ikut konvensi harus
dipikirkan matang-matang, apakah ajakan itu harus diikuti atau tidak. Kalau
diikuti apa konsekuensinya. Misalnya apa kesan yang diberikan masyarakat NTB,
padahal kita tahu bahwa TGB ini baru saja memenangi pilkada. Kemenangan ini tentunya
mencerminkan suara masyarakat NTB yang menginginkan TGB tetap di NTB untuk
memimpin. Tetapi ketika misalnya TGB ikut konvensi berarti kan ada niat untuk
menjadi calon presiden katakanlah begitu, meskipun kita tahu persaingan cukup
berat. Nah, apakah itu tidak dianggap ‘menghianati’
amanat masyarakat NTB yang menginginkan dia jadi gubernur kemarin? Tentu
hal-hal seperti itu yang harus diperhitungkan oleh TGB, tuturnya.
Selain
itu dirinya juga menegaskan bahwa upaya pencalonan ini tidak usah dimaknai sebagai
upaya TGB untuk menghianati masyarakat NTB. Tapi harus dimaknai sebagai sebuah
penghargaan masyarakat NTB untuk mempertegas bahwa TGB ini bukan figur lokal, tetapi
sudah masuk sebagai figur nasional yang setara dengan figur-figur lain yang
menclonkan diri ikut konvensi.
Lebih
lanjut Kadri menambahlan bahwa, TGB harus melihat sebagai ‘diri’ yang multi
identitas, dalam arti TGB itu bukan hanya sebagai gubernur terpilih, tetapi
juga dia adalah kader partai Demokrat. Sehingga ketika permintaan itu datang
dari internal Demokrat, harus TGB terima sebagai konsekuensi sebagai seorang
kader partai di daerah. Itu yang utama. Yang kedua, TGB harus menjadikan
momentum ini sebagai momentum untuk pencitraan dirinya ke level nasional yang
lebih bagus lagi. Artinya masyarakat NTB harus memaknainya sebagai sebuah
penghormatan tadi. Jadi ada bargaining
position TGB di level nasional ketika dia masuk dalam nominasi nama yang
akan ikut konvensi itu, dan tetntunya, ini pasti bermanfaat. Contoh
sederhananya begini, ketika TGB menginginkan pembangunan di NTB lalu itu
dikomunikasikan ke pusat, “saya kira itu akan tetap di dengar karena bargaining position-nya tadi”. Jadi tetap akan punya kontribusi bagi
pembangunan dan kemajuan di NTB. (dys)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar