KANGGOK'M TADAHN ?

Sabtu, 21 September 2013

Suka duka Penghuni Panti Menyambut Idul Fitri


Mataram, (Suara NTB)
Suasana lengang terlihat saat Suara NTB (6/8) menyambangi Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Puspakarma Mataram. Hanya ada Haerul (petugas keamanan) dan beberapa orang tua jompo yang terlihat lalu lalang di sekitar halaman panti. Haerul mengaku petugas sudah mudik semua. Jadi gak ada orang di sini selain penghuni panti.
Haerul pun mengajak berkeliling untuk melihat-lihat para penghuni panti yang masih tersisa, karena sebagiannya sudah ada yang dijemput pulang untuk berlebaran. Maklum, yang tinggal di sini beragam. Ada orang tua yang keluarganya tidak mampu secara ekonomi, lantas membawanya ke sini untuk dirawat. Ada juga yang memang benar-benar tidak mampu dan tidak mempunyai keluarga. Haerul mengaku penghuni panti di sini unik-unik bahkan ada yang mendapatkan jodoh nikah di panti. Di tengah perjalanan kami berkenalan dengan seorang nenek tua yang mengaku bernama puk Aminah.
Puk Aminah mengaku sudah empat tahun tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Puspakarma Mataram. Bersama 72 orang penghuni panti sosial lainnya, dirinya mengaku kadang ada senangnya juga ada sedihnya tinggal di panti sosial. Senang apabila dirinya dan sesama penghuni panti lainnya merasa cocok seia dan sehati. “mun pade patuh angen kance batur-batur sak lain jak seneng”, tuturnya.
Puk Aminah mengaku tidak ada bedanya lebaran dengan hari-hari biasa. Tiap hari tinggal di  panti, begitupun ketika lebaran datang, dirinya dan juga teman-temannya yang lain juga tinggal di panti. Tidak seperti kebanyakan orang yang menjelang lebaran bisa merasakan mudik dan berkumpul bersama sanak keluarga serta punya pakaian baru. Dirinya mengaku sudah tidak punya keluarga lagi. Sehingga tidak ada yang pernah datang menjenguk ke sini. Nenek tua renta yang mengaku berasal dari Janapria ini hanya berharap bantuan dari pemerintah untuk dirinya dan teman-temannya sesama penghuni panti.
Selain puk Aminah, nasib serupa juga dialami oleh Puk Ati (64 tahun). Nenek renta ini mengaku sudah satu tahun tinggal di panti. Dirinya merasa senang berada di panti dan merasa mendapat keluarga baru bersama teman-temannya sesama penghuni panti. Sejak berada di panti sosial, puk Ati mengaku jadi lebih tekun beribadah. Kehidupan di sini lebih terarah karena semuanya ditanggung. “ada pengajian tiap minggu, ada olahraga bersama” tuturnya. Namun menjelang lebaran ini, dirinya mengaku sedih karena sudah tidak lagi mempunyai keluarga. Tidak seperti temannya sesama penghuni panti yang masih mempunyai keluarga, mereka sudah ada yang pulang sebagian untuk berlebaran dengan sanak keluarganya.
Kesedihan mendalam juga dirasakan oleh Puk sahmah (61 tahun) dari Darmaji. Nenek yang sudah uzur ini menuturkan, dirinya sudah lama tinggal di panti, sudah tidak ingat berapa tahun. Puk sahmah menuturkan untuk menghilangkan kesedihan dan kerinduannya pada keluarga, dirinya mengaku menghilangkannya lewat aktifitas olahraga, dan bersih-bersih. Biasanya kami olahraga pagi-pagi, setelah itu bersih-bersih. Setiap hari aktifitasnya hanya itu. Kadang dirinya ingin seperti teman-temanya yang lain, dijenguk atau pun dijemput saat lebaran datang.
Namun begitu, dirinya dan teman-temannya mengaku senang tingggal di sini, karena ketimbang hidup di jalanan meminta-minta, lebih baik tinggal di sini ada yang rawat setiap hari, paparnya. (dys)


Tidak ada komentar: