KANGGOK'M TADAHN ?

Sabtu, 21 Desember 2013

Olahan Sampah Menjadi Barang Berharga


Menurut sebagian orang, sampah terkadang menjadi barang kotor yang tidak memiliki nilai apa-apa. Bahkan fatalnya, sampah kerap dianggap sebagai pengganggu bahkan sebagai penyebab terjadinya banjir. Begitu pula di kota Mataram, sampah kerap menjadi masalah menahun yang membuat pusing pemerintah kota Mataram. Pasalnya volume sampah yang hampir tiap hari meningkat ditambah belum adanya kemampuan untuk mengolah sampah semakin menambah kompleks permasalahan sampah.
Namun hal itu ternyata tidak berlaku bagi Kelompok Wanita Taman (KWT) Seruni. Di tangan mereka sampah berhasil diolah menjadi berbagai barang-barang yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Tentu kreatifitas kelompok ini dalam mengolah sampah tidak hanya mampu mengurangi pekerjaan rumah pemerintah kota Mataram, namun juga mampu menumbuhkan geliat perekonomian di tengah-tengah masyarakat.
Berbagai jenis sampah plastik dan botol minuman bekas, oleh kelompok ini berhasil disulap menjadi berbagai barang-barang rumah tangga yang bernilai ekonomis tinggi seperti menjadi tas, topi, baju, inke, karpet dan hiasan lampu.
“keinginan untuk mengolah sampah berawal dari benyaknya sampah di seputaran daerah aliran sungai (DAS) Jangkuk. Hampir tiap tahun berbagai jenis sampah memadati sungai Jangkuk. Melihat kondisi tersebut, kami berinisiatif untuk mengolahnya menjadi barang-barang berharga yang bisa digunakan sebagai kebutuhan hidup sehari-hari selain tentunya mempunyai nilai ekonomis” tutu Sekretaris Kelompok Wanita Taman (KWT) Seruni, Baiq Murdiah Wahyuni ditemui Suara NTB Rabu kemarin (11/12).
Melihat geliat kreatifitas kelompok Wanita Taman (KWT) Seruni ini, berbagai pihak dengan cepat merespon kelompok ini salah atunya ialah SCBFWM. Selain itu, sambutan positif pun datang dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Mataram dan BLH Provinsi. Melalui dukungan yang diberikan tersebut, berbagai program pembinaan dan pelatihan mengolah sampah menjadi barang-barang berharga pun datang. Mereka mendapatkan pembinaan berekelanjutan, tidak hanya itu undangan untuk ikut pameran pun datang pada beragam even. “keunikan hasil olahan sampah buatan kelompok kami disambut positif berbagai pihak, alhasil undangan untuk ikut pameran dalam berbagai even datang” terangnya.
Lebih lanjut Baiq Murdiah Wahyuni juga menuturkan bahwasanya keberuntungan kelompoknya pun berlanjut, mulai dari hanya sekedar mendapatkan undangan pameran produk hasil olahan tangan terampil mereka, sampai pada undangan untuk menjadi narasumber dalam berbagai acara. “sejak dikenal luas, kami sering diundang menjadi narasumber pada berbagai kegiatan, memberikan pencerahan dan motivasi kepada masyarakat bahwasanya sampah itu tidak hanya menjadi barang kotor namun bisa juga menjadi barang berharga dan bernilai ekonomis tinggi”.
Sementara itu, pendamping kelompok Wanita Taman (KWT) Seruni, Sri Mulyati mengaku bahwa meskipun kelompok ini baru berjalan mengolah sampah mulai bulan Juli 2013, namun respon masyarakat sekitar dan pemerintah sangat baik. Hal itu terbukti dari partisipasi masyarakat sekitar untuk turut mengolah sampah. “sekarang setelah mereka tahu bahwa sampah juga sangat berharga jika dikelola dengan baik, masyarakat mulai sadar untuk mulai mengolah sampah”.
Barang-barang hasil kreatifitas kelompok ini pun sudah mulai dilirik oleh wisatawan mancanegara yang datang berkunjung. Harganya bervariasi, mulai dari kisaran harga 10.000 sampai dengan 300.000, para pembeli pun sudah bisa menikmati barang-barang hasil olahan sampah buatan kelompok ini.
Berkat kreatifitas kelompok ini, kini di tenga-tengah masyarakat Kelurahan Karang Baru, Kecamatan Selaparang sudah berdiri bank sampah yang digunakan untuk menampung sampah-sampah masyarakat. cara kerjanya pun sangat unik, bagi masyarakat yang ingin menjual sampahnya, masyarakat tinggal menaruh sampah pada tempat yang telah disediakan. Nantinya, mereka akan dibayar sesuai dengan jumlah sampah yang mereka setor tersebut. (dys)

Tidak ada komentar: