Menurut sebagian orang, sampah
terkadang menjadi barang kotor yang tidak memiliki nilai apa-apa. Bahkan
fatalnya, sampah kerap dianggap sebagai pengganggu bahkan sebagai penyebab
terjadinya banjir. Begitu pula di kota Mataram, sampah kerap menjadi masalah
menahun yang membuat pusing pemerintah kota Mataram. Pasalnya volume sampah
yang hampir tiap hari meningkat ditambah belum adanya kemampuan untuk mengolah
sampah semakin menambah kompleks permasalahan sampah.
Namun hal itu ternyata tidak
berlaku bagi Kelompok Wanita Taman (KWT) Seruni. Di tangan mereka sampah
berhasil diolah menjadi berbagai barang-barang yang mempunyai nilai ekonomis
tinggi. Tentu kreatifitas kelompok ini dalam mengolah sampah tidak hanya mampu
mengurangi pekerjaan rumah pemerintah kota Mataram, namun juga mampu
menumbuhkan geliat perekonomian di tengah-tengah masyarakat.
Berbagai jenis sampah plastik dan
botol minuman bekas, oleh kelompok ini berhasil disulap menjadi berbagai barang-barang
rumah tangga yang bernilai ekonomis tinggi seperti menjadi tas, topi, baju,
inke, karpet dan hiasan lampu.
“keinginan untuk mengolah sampah
berawal dari benyaknya sampah di seputaran daerah aliran sungai (DAS) Jangkuk.
Hampir tiap tahun berbagai jenis sampah memadati sungai Jangkuk. Melihat
kondisi tersebut, kami berinisiatif untuk mengolahnya menjadi barang-barang
berharga yang bisa digunakan sebagai kebutuhan hidup sehari-hari selain
tentunya mempunyai nilai ekonomis” tutu Sekretaris Kelompok Wanita Taman (KWT)
Seruni, Baiq Murdiah Wahyuni ditemui Suara
NTB Rabu kemarin (11/12).
Melihat geliat kreatifitas
kelompok Wanita Taman (KWT) Seruni ini, berbagai pihak dengan cepat merespon
kelompok ini salah atunya ialah SCBFWM. Selain itu, sambutan positif pun datang
dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Mataram dan BLH Provinsi. Melalui
dukungan yang diberikan tersebut, berbagai program pembinaan dan pelatihan
mengolah sampah menjadi barang-barang berharga pun datang. Mereka mendapatkan
pembinaan berekelanjutan, tidak hanya itu undangan untuk ikut pameran pun
datang pada beragam even. “keunikan hasil olahan sampah buatan kelompok kami
disambut positif berbagai pihak, alhasil undangan untuk ikut pameran dalam
berbagai even datang” terangnya.
Lebih lanjut Baiq Murdiah Wahyuni
juga menuturkan bahwasanya keberuntungan kelompoknya pun berlanjut, mulai dari
hanya sekedar mendapatkan undangan pameran produk hasil olahan tangan terampil
mereka, sampai pada undangan untuk menjadi narasumber dalam berbagai acara. “sejak
dikenal luas, kami sering diundang menjadi narasumber pada berbagai kegiatan,
memberikan pencerahan dan motivasi kepada masyarakat bahwasanya sampah itu
tidak hanya menjadi barang kotor namun bisa juga menjadi barang berharga dan
bernilai ekonomis tinggi”.
Sementara itu, pendamping
kelompok Wanita Taman (KWT) Seruni, Sri Mulyati mengaku bahwa meskipun kelompok
ini baru berjalan mengolah sampah mulai bulan Juli 2013, namun respon
masyarakat sekitar dan pemerintah sangat baik. Hal itu terbukti dari partisipasi
masyarakat sekitar untuk turut mengolah sampah. “sekarang setelah mereka tahu
bahwa sampah juga sangat berharga jika dikelola dengan baik, masyarakat mulai
sadar untuk mulai mengolah sampah”.
Barang-barang hasil kreatifitas
kelompok ini pun sudah mulai dilirik oleh wisatawan mancanegara yang datang
berkunjung. Harganya bervariasi, mulai dari kisaran harga 10.000 sampai dengan
300.000, para pembeli pun sudah bisa menikmati barang-barang hasil olahan
sampah buatan kelompok ini.
Berkat kreatifitas kelompok ini, kini
di tenga-tengah masyarakat Kelurahan Karang Baru, Kecamatan Selaparang sudah
berdiri bank sampah yang digunakan untuk menampung sampah-sampah masyarakat.
cara kerjanya pun sangat unik, bagi masyarakat yang ingin menjual sampahnya,
masyarakat tinggal menaruh sampah pada tempat yang telah disediakan. Nantinya,
mereka akan dibayar sesuai dengan jumlah sampah yang mereka setor tersebut.
(dys)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar