KANGGOK'M TADAHN ?

Sabtu, 21 Desember 2013

Pasca Penyadapan, Belum berdampak Pada Dunia Pendidikan


Menanggapi aksi penyadapan yang dilakukan oleh pemerintah Australia terhadap pemerintah Indonesia yang belakangan membuat hubungan kedua Negara tersebut memanas, sejauh ini tidak memiliki dampak terhadap sejumlah kerjasama kedua negara dalam bidang pendidikan. Meskipun pada awalnya, banyak orang mengkhawatirkan hubungan kedua Negara dalam bidang pendidikan yang telah terjalin cukup lama itu akan rusak akibat terungkapnya skandal penyadapan yang dilakukan oleh pemerintah Australia.
Ditemui Jum’at siang (22/11), sekretaris Pusat Bahasa Universitas Mataram, I Made Sudjana mengaku bahwasanya sampai sejauh ini, terungkapnya skandal penyadapan Australia belum memiliki pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya di NTB. Pasalnya, sampai detik ini, pihaknya masih melakukan komunikasi intensif dengan pemerintah Australia dalam kerjasama  bidang pendidikan, sehingga demikian, sejauh ini meskipun hubungan kedua Negara tersebut sedang memanas namun itu tidak mempengaruhi hubungan kerjasama kedua Negara dalam aspek pendidikan.
I Made Sudjana mengungkapkan bahwasanya pasang surut kerjasama indonesia dengan Australia yang telah terjalin sejak  tahun 1996 silam mengalami banyak pasang surut. “kadang hubungannya bagus, terkadang juga hubungannya buruk”. Seperti pasca bom Bali I yang terjadi pada 2002 silam. Menurutnya, pasca bom Bali I 2002, hubungan kerjasama bidang pendidikan terhenti hampir selama dua tahun. Pemerintah Australia yang setiap tahunnya mengirimkan mahasiswanya, pasca bom Bali tersebut berhenti mengirimkan mahasiswanya untuk belajar ke Indonesia selama hampir dua tahun. “jadi pasang surutnya hanya sebatas itu, tapi kembali lagi dilakukan kerjasama serupa” akunya.
Meskipun sejauh ini belum berpengaruh terhadap kerjasama dua negera, namun pihaknya jauh-jauh hari telah mengantisipasi terhadap kemungkinan terburuk yang terjadi khusus pada kerjasama bidang pendidikan. “travel warning bagi warga Negara Australia, itu kemungkinan terburuknya”. Travel warning ungkapnya menjadi salah satu kebijakan yang diambil oleh pemerintah Australia untuk menjaga keamanan warganya. “apalagi sekarang demo menuntut agar Australia segera meminta maaf kan di mana-mana, itu barangkali kebijakan yang akan diambil oleh Austrlia demi menjaga keamanan warganya”.
Diungkapkanya, puncak kerjasama bidang pendidikan dengan pemerintah Austrlia akan terjadi pada tahun 2014 mendatang, pasalnya, akan ada  96 mahasiswa Austrlia yang datang belajar di Unram. Sehingga ungkapnya, dirinya berharap tidak terjadi sesuatu yang dapat menyebabkan pemerintah Australia mengurungkan niatnya untuk datang belajar ke Unram. Tidak hanya itu, pada awal tahun juga ada sekitar 50 orang mahasiswa asal NTB yang akan mengikuti tes wawancara untuk mendapatkan beasiswa ke Australia. Selain itu, I Made Sudjana juga menambahkan bahwasanya kerjsama dengan Austrlia sampai saat ini sudah terjalin dengan empat universitas terkemuka yang ada di Austrlia. Melalui konsorsium Regional Universities Indonesian Leanguage Initiative (RUILI), pemerintah menjalin kerjasama bidang pendidikan dengan uempat niversitas di antaranya ialah Charles Darwin University, University of Sunshine Coat, University of New England, dan University of Tasmania. (dys)


Tidak ada komentar: