Menanggapi aksi penyadapan yang
dilakukan oleh pemerintah Australia terhadap pemerintah Indonesia yang
belakangan membuat hubungan kedua Negara tersebut memanas, sejauh ini tidak memiliki
dampak terhadap sejumlah kerjasama kedua negara dalam bidang pendidikan.
Meskipun pada awalnya, banyak orang mengkhawatirkan hubungan kedua Negara dalam
bidang pendidikan yang telah terjalin cukup lama itu akan rusak akibat
terungkapnya skandal penyadapan yang dilakukan oleh pemerintah Australia.
Ditemui Jum’at siang (22/11),
sekretaris Pusat Bahasa Universitas Mataram, I Made Sudjana mengaku bahwasanya
sampai sejauh ini, terungkapnya skandal penyadapan Australia belum memiliki
pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya di NTB. Pasalnya, sampai detik
ini, pihaknya masih melakukan komunikasi intensif dengan pemerintah Australia
dalam kerjasama bidang pendidikan,
sehingga demikian, sejauh ini meskipun hubungan kedua Negara tersebut sedang
memanas namun itu tidak mempengaruhi hubungan kerjasama kedua Negara dalam
aspek pendidikan.
I Made Sudjana mengungkapkan
bahwasanya pasang surut kerjasama indonesia dengan Australia yang telah
terjalin sejak tahun 1996 silam
mengalami banyak pasang surut. “kadang hubungannya bagus, terkadang juga
hubungannya buruk”. Seperti pasca bom Bali I yang terjadi pada 2002 silam. Menurutnya,
pasca bom Bali I 2002, hubungan kerjasama bidang pendidikan terhenti hampir
selama dua tahun. Pemerintah Australia yang setiap tahunnya mengirimkan
mahasiswanya, pasca bom Bali tersebut berhenti mengirimkan mahasiswanya untuk
belajar ke Indonesia selama hampir dua tahun. “jadi pasang surutnya hanya
sebatas itu, tapi kembali lagi dilakukan kerjasama serupa” akunya.
Meskipun sejauh ini belum
berpengaruh terhadap kerjasama dua negera, namun pihaknya jauh-jauh hari telah
mengantisipasi terhadap kemungkinan terburuk yang terjadi khusus pada kerjasama
bidang pendidikan. “travel warning bagi warga Negara Australia, itu kemungkinan
terburuknya”. Travel warning ungkapnya menjadi salah satu kebijakan yang
diambil oleh pemerintah Australia untuk menjaga keamanan warganya. “apalagi
sekarang demo menuntut agar Australia segera meminta maaf kan di mana-mana, itu
barangkali kebijakan yang akan diambil oleh Austrlia demi menjaga keamanan
warganya”.
Diungkapkanya, puncak kerjasama
bidang pendidikan dengan pemerintah Austrlia akan terjadi pada tahun 2014
mendatang, pasalnya, akan ada 96
mahasiswa Austrlia yang datang belajar di Unram. Sehingga ungkapnya, dirinya
berharap tidak terjadi sesuatu yang dapat menyebabkan pemerintah Australia
mengurungkan niatnya untuk datang belajar ke Unram. Tidak hanya itu, pada awal
tahun juga ada sekitar 50 orang mahasiswa asal NTB yang akan mengikuti tes
wawancara untuk mendapatkan beasiswa ke Australia. Selain itu, I Made Sudjana
juga menambahkan bahwasanya kerjsama dengan Austrlia sampai saat ini sudah
terjalin dengan empat universitas terkemuka yang ada di Austrlia. Melalui
konsorsium Regional Universities Indonesian Leanguage Initiative (RUILI),
pemerintah menjalin kerjasama bidang pendidikan dengan uempat niversitas di
antaranya ialah Charles Darwin University, University of Sunshine Coat,
University of New England, dan University of Tasmania. (dys)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar