Masih rendahnya kesadaran perempuan
NTB untuk memberikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif terhadap anak-anak mereka
ternyata berdampak terhadap kualitas tumbuh kembang anak. Padahal bagi seorang
perempuan, memberikan ASI eksklusif merupakan kodrat mereka sebagai seorang
perempuan.
Disebutkan oleh Kepala Badan
Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BP3AKB) NTB,
T. Wismaningsih D, salah satu faktor penyebab masih rendahnya keinginan
perempuan untuk memberikan ASI eksklusif terhadap anak-anak mereka ialah karena
murni ketidakpahaman akan manfaat ASI eksksulif bagi anak. Padahal jika mereka
paham manfaat pemberian ASI eksklusif sesuai dengan batas waktu yang ditentukan,
tentunya mereka akan menyusui anak mereka sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Selain masih belum paham akan
manfaat memberikan ASI eksklusif bagi anak, faktor lain akunya ialah karena
tren masa kini. “Ada tren sekarang ini bagi ibu-ibu untuk tidak memberikan ASI
eksklusif bagi anak-anak mereka, hal itu dipengaruhi oleh faktor tekhnologi dan
adanya trend setter pada figur
tertentu yang tidak memberikan ASI”. Padahal jika masyarakat memahami fungsi
ASI bagi seorang anak sangat banyak. Pemberian ASI eksklusif sebutnya mampu
membuat pertumbuhan dan perkembangan otak anak maksimal. Kecerdasan anak akan
bisa tumbuh secara maksimal jika diberikan ASI eksklusif mulai dari umur 0
sampai 6 bulan tanpa ada tambahan apa-apa. “Kalau ASI eksklusif menurut agama kan 2 tahun”.
Lebih lanjut Wismaningsih
mengungkapkan bahwa menyusui bagi seorang perempuan merupakan kodrat yang harus
dipenuhi. Ia tidak sepakat jika selama ini ada yang menyebut bahwa menyusui
sebagai peran dan fungsi perempuan terhadap anak. “Jadi itu lebih kepada kodrat
perempuan yang harus dipenuhi bukan peran fungsi perempuan, oleh karena itu
harus dipenuhi demi kebaikan anak. Jika perempuan paham bahwa memberikan ASI
kepada anak ialah suatu kodrat, maka nggak usah ada perda atau pun program
gerakan menyusui”. Ia juga menyebut
dengan adanya kasus gizi buruk di NTB dan masih rendahnya kualitas pendidikan
bisa jadi disebabkan oleh rendahnya kesadaran masyarakat untuk memberikan ASI
secara eksklusif bagi anak-anak. (dys)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar