KANGGOK'M TADAHN ?

Kamis, 13 April 2017

BGI Gelar Diskusi Publik


Mataram- Bumi Gora Institute kembali menggelar diskusi. Kali ini diskusi berlangsung di Aula Kemenag Lobar pada Senin (27/3). Hadir pada kesempatan itu 100 peserta berasal dari berbagai elemen masyarakat mulai dari unsur kepemudaan seperti KNPI, BEM, OKP, dan perwakilan masing-masing desa di Kabupaten Lombok Barat. 

Mengambil tema "Dampak Pertambangan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat", diskusi menghadirkan sejumlah narasumber yaitu Wakil Ketua DPRD Lobar Sulhan Muchlis, ST., Direktur Walhi NTB Murdani MH., Perwakilan Dinas ESDM Provinsi NTB, dan Alfiana,  ST., M.Eg., pakar pertambangan Universitas Muhammadiyah Mataram.

Direktur Bumi Gora Institute Samsul, dalam sambutannya mengemukakan bahwa aktivitas tambang galian C dan pengolahan emas  di sejumlah lokasi terutama di Kabupaten Lombok Barat dianggap sebagai salah satu pemicu potensi kerusakan lingkungan.

Potensi kerusakan lingkungan tidak hanya menyasar areal sekitar tambang, tetapi juga sekitar pemukiman warga tempat pengolahan hasil galian C tersebut. Dampak lainnya ialah adanya ancaman bencana longsor akibat aktivitas tambang galian C itu.

Sementara Direktur Walhi NTB Murdani MH., dengan tegas menolak segala aktivitas tambang yang ujung-ujungnya tidak mampu membuat masyarakat sejahtera. Murdani menjelaskan masih adanya kawasan hutan yang digunakan untuk aktivitas pertambangan baik di Lombok Barat dan Sumbawa yang kini masih bermasalah.

Adapun soal galian C yang ada di 10 kecamatan yang berada di Kabupaten Lombok Barat, tentu ini masih menjadi pro kontra di tengah masyarakat Lombok Barat. Hanya saja pro kontra ini tidak mampu dikelola dengan baik oleh pemerintah saat ini sehingga persoalan-persoalan di lingkar tambang galian C tetap ada sampai saat ini.

Sementara di satu sisi, aktivitas penambangan emas, hampir sama masalahnya diseluruh Indonesia. Apapun bentuk aktivitas pertambangan tersebut baik dalam skala kecil maupun skala besar pasti akan bermasalah karena pertambangan berdampak pada terjadinya pencemaran lingkungan sekitar.

"Karena apapun namanya pertambangan ini akan menggunakan zat kimia. Dampak negatifnya sungguh tidak bisa dibendung, memang merkuri tidak nampak tapi merkuri ini mengendap ke tanah sehingga saya berkeyakinan 10 tahun kedepan akan terasa dampak negatifnya," ujarnya. ()

Tidak ada komentar: