Mataram - Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji merupakan suatu gerakan untuk membudayakan kegiatan membaca Alquran setelah shalat Magrib di kalangan masyarakat. Gerakan ini bertujuan untuk menghidupkan kembali budaya mengaji saat maghrib yang sebenarnya sudah mengakar jauh di Indonesia. Sebagaimana yang kini dilakukan pengurus HMI Cabang Mataram setiap hari usai magrib.
Ketua
Bidang Pemberdayaan Ummat HMI Budiawan, SE., menjelaskan meski sangat penting,
tapi sayang kegiatan ini semakin lama semakin hilang dan ditinggalkan oleh
masyarakat terutama anak-anak dan para remaja seiring dengan perkembangan zaman
modern saat ini.
Menyikapi
hal ini, pihaknya kembali menggalakkan kegiatan Gerakan Masyarakat Maghrib
Mengaji. Dimana program ini dimaksudkan untuk membiasakan kembali mengaji kitab
suci Al-Qur’an sesudah sholat maghrib yang sudah terkikis oleh kemajuan
informasi dan teknologi.
Dengan Gerakan Maghrib Mengaji ini diharapkan dapat menangkal pengaruh negatif tayangan-tayangan televisi. Biasanya anak-anak dan orang dewasa masih suka menonton televisi pada waktu maghrib, sehingga kebiasaan mengaji setelah shalat maghrib itu seringkali dikalahkan oleh televisi. Hal ini tentu sangat merugikan bagi generasi muda yang mengalami dekadensi moral sehingga menimbulkan kemerosotan akhlak. Pihaknya pun berharap agar para orang tua dapat mengajari anak-anak mereka mengaji usai solat magrib.
Selain itu, kebiasaan maghrib mengaji bisa di jadikan sarana transfer ilmu ataupun komunikasi antara orang tua dengan anak sehingga terjalin keakraban di dalam keluarga karena kegiatan mengaji maghrib banyak membawa dampak yang sangat positif bagi pembinaan akhlak masyarakat khususnya anak-anak dan para remaja.
Seperti berpengaruh pada aspek afektif, mengaji secara tidak langsung mampu mempengaruhi sifat anak menjadi lebih peka terhadap sifat keTuhanan, anak sadar akan keberadaan Zat yang Maha Besar. Sedang aspek kognitif, dengan menghafal surat pendek atau membaca susunan ayat Al-Quran dengan susunan tertentu atau menterjemah akan memperkuat struktur otak akan kemampuan mengingat dan menggunakan daya nalar. Sementara pengaruhnya pada aspek psikomotorik, membaca Al-Quran dengan tekanan dan lafal tertentu akan memperkuat pernapasan dan kesehatan otak serta melancarkan aliran darah.
“Ini
bisa mencegah anak-anak untuk tidak menonton televisi dan mencegah mereka
keluar malam. Dengan begitu hal ini akan mencegah kejahatan di malam hari,”
ujarnya.
Di
samping itu, selepas shalat Maghrib, orang tua hendaknya mematikan televisi dan
mengajak seluruh anggota keluarga untuk membaca Al-Quran. Mematikan televisi
saat Maghrib sangat penting untuk dilakukan. Sebab, tontonan televisi begitu
marak menayangkan acara dan program yang kurang mendidik bagi anak. ()
Tidak ada komentar:
Posting Komentar