Andrea Pirlo |
Andrea Pirlo memutuskan akan segera gantung sepatu.Ia tak akan bermain sepakbola lagi setelah kontraknya bersama New York City FC habis pada 31 Desember mendatang.
Aneh rasanya jika mengatakan Pirlo adalah pemain legendaris milik klub di Amerika Serikat tersebut.
Pasalnya, ia baru bermain di NYCFC sejak dua tahun belakangan. Ia tak pernah meraih gelar juara apa-apa di sana kecuali mencatatkan 61 penampilan dengan menyumbangkan satu gol dan sembilan assist.
Sulit juga mengatakan Pirlo adalah legenda Inter.
Ketika bermain bersama Nerazzurri mulai tahun 1998 hingga 2001, ia gagal bersinar sehingga beberapa kali menjalani peminjaman di klub lain.
Tanpa merasakan gelar apapun, Pirlo tercatat hanya bermain 38 kali bersama tim senior—lebih banyak bermain di New York City FC.
Namun demikian, Int*r tetap memiliki kesan tersendiri dalam perjalanan Pirlo.
Menurutnya, gabung Int*r adalah sebuah lonjakan dalam kariernya dalam menggapai mimpi.
Ia pun tak segan mengatakan Inter adalah salah satu klub favoritnya, hanya saja ia kurang beruntung dengan keadaan yang terjadi waktu itu.
“Inter? Saya datang dalam masa sulit untuk klub. Banyak pergantian pemain dan pelatih pada masa itu. Namun, mereka tetap tim favorit saya, dan bisa bermain di sana adalah mimpi. Buat saya, itu yang terbaik,” ucap Pirlo.
“Ketika saya melihat dirinya [Lippi], saya langsung ingat, apabila dirinya mungkin masih menjadi pelatih Inter, saya mungkin menjadi legenda di sana,” tulis Pirlo dalam autobiografinya.
Dari Inter, Pirlo kemudian pindah ke AC Milan. Di klub tetangga ini, Pirlo menemukan jati dirinya. Pada awal kedatangannya, Pirlo adalah pemain yang berposisi di belakang penyerang.
Di Milan ia menemukan sosok pelatih yang bisa melejitkan potensi terbaiknya.
Di tangan Carlo Ancelotti, ia beralih fungsi menjadi gelandang bertahan. Ia meraih gelar juara untuk pertama kalinya bersama AC Milan pada 2003, ketika itu Rongssokneri memenangkan Liga Champions.
Pada tahun yang sama, Milan juga sukses menyabet gelar juara Piala Dunia Antarklub dan Coppa Italia.
Kesuksesan Pirlo bersama Milan terus berlanjut.
Tahun berikutnya, Pirlo bersama Milan menjuarai Serie A dan Supercoppa Italiana, Kesuksesan Pirlo bersama Milan mencapai puncaknya lagi pada 2007 setelah mengalahkan Liverpool di Liga Champions.
Kemenangan 2-1 saat itu terasa sangat emosional bagi Milan karena dua tahun sebelumnya, Milan pernah dikalahkan secara dramatis yang dikenal dengan malam ajaib di Istanbul.
Pada suatu ketika, saat kariernya tengah menanjak bersama Milan, Pirlo mendapat tawaran bermain di Real Madrid (era Fabio Capello).
Ia menolak tawaran tersebut karena mendapat kontrak baru hingga 2011 dan dengan besaran gaji yang ia tentukan sendiri.
Waktu itu Milan memang masih jadi klub kaya raya.
Hingga tahun 2010, Josep Guardiola ikut membujuk Pirlo untuk bermain di Barcelona.
Ajakan itu sebenarnya sebuah kesempatan bagi Pirlo jika ingin bermain di Spanyol.
Apalagi, ketika bermain Playstation, ia sering memilih Barca sebagai klub andalannya.
Tapi keasyikannya bermain PS itu justru menjadi sebab penolakannya pada Barca.
Ia mengungkapkan enggan pindah ke Barca karena selain masih punya kontrak dengan Milan, ia merasa masih nyaman di Milan: bisa bermain PS dengan Alessandro Nesta di waktu senggang.
2011 merupakan tahun terakhir Pirlo bersama Milan sekaligus terakhir kalinya ia mengangkat trofi bersama Milan.
Saat itu, Il Diavolo Rosso sukses menjuarai Serie A bersama Massimiliano Allegri (yang saat ini melatih Juventus).
Pirlo mungkin tak akan meninggalkan Milan jika keinginannya terpenuhi, Di akhir kontraknya di Milan, Pirlo ingin mendapatkan perpanjangan kontrak selama tiga tahun meskipun saat itu ia sudah berusia 32 tahun.
Selain itu, ia juga menginginkan kesempatan bermain secara reguler sebagai gelandang bertahan seperti sebelumnya.
Namun permintaan tersebut tak mendapat jawaban dari dari klub dan Allegri lebih mengutamakan Massimo Ambrosini dan Mark van Bommel untuk menggantikan posisinya.
"Milan menawarkan saya perpanjangan satu tahun namun saya menginginkan tiga tahun perpanjangan kontrak. Namun alasan sebenarnya saya meninggalkan Milan adalah karena Allegri akan menggunakan Ambrosini dan Van Bommel di depan barisan pertahanan," ungkap Pirlo.
Pirlo pun gabung dengan JUVENTUS dengan bebas transfer alias gratis pada tahun 2011.
Di musim perdananya, Pirlo langsung sukses mengangkat performa Juve.
Mereka meraih gelar Serie A untuk pertama kalinya setelah klub berbasis di kota Turin tersebut mengalami keterpurukan pasca fitnah Calciopoli.
Empat tahun bersama Bianconeri, Pirlo selalu memberikan gelar Serie A.
Ia juga mengantongi satu gelar Copa Italia dan dua Piala Super Italia.
Di akhir musimnya, ia membawa Juventus lolos ke final Liga Champions tapi akhirnya gagal juara setelah kalah dari Barcelona.
Total, Pirlo tujuh kali menyabet gelar juara bersama Juve.
Tidak mudah menentukan Pirlo legenda milik siapa melihat prestasi dan kontribusinya di Juventus dan di AC Milan.
Biasanya, pemain legenda ditentukan di mana ia terakhir bermain, seperti layaknya Francesco Totti sebagai legenda AS Roma.
Namun teori seperti tidak berlaku pada seluruh pemain.
Steven Gerrard misalnya, mudah untuk mengatakan, bahwa mantan pemain asal Inggris tersebut adalah legenda milik Liverpool, meskipun di akhirnya kariernya ia membela La Galaxy di Amerika Serikat.
Frank Lampard juga mengakhiri kariernya sama seperti Pirlo, di New York City FC, tapi semua sepakat bahwa ia adalah pemain legenda Chelsea karena ia banyak meraih rekor mengagumkan bersama The Blues kendati ia pernah membela Manchester City dan mengawali karier di West Ham.
Pirlo punya kasus sendiri.
Ia sulit dikatakan sebagai pemain legenda Milan atau legenda Juventus karena bersama kedua klub tersebut banyak menyabet gelar dengan kisah indah masing-masing.
Fans Milan tak rela jika Pirlo disebut sebagai legenda Juve karena nama Pirlo telah tertulis dalam daftar ‘Hall of Fame’ klub bermarkas di San Siro tersebut setelah bermain selama 10 tahun.
Jika melihat jumlah perolehan trofi, Pirlo memang lebih sering menorehkan prestasi bersama Milan, mengumpulkan sembilan trofi dari 400 penampilan, 41 gol dan 38 assist.
Namun ia juga sangat dikenang sebagai pahlawan Juventus setelah ‘terbuang’ dari AC Milan dengan menyabet tujuh gelar dalam 164 penampilan, 19 gol dan 38 assist.
Jadi, Andrea Pirlo legenda milik siapa?
Ultras Juventus Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar