Ikatan Guru Indonesia (IGI) menilai selama ini guru terlalu bergantung kepada pemerintah untuk mendapatkan pembinaan. Padahal pembinaan dapat dilakukan mandiri tanpa bergantung kepada pemerintah. Misalnya dengan memanfaatkan dana tunjangan sertifikasi.
Wakil Ketua Umum IGI, Ermawanti, menilai guru harus mampu membina dirinya sendiri. Hal itu berarti guru harus belajar secara mandiri, jangan terus bergantung kepada pemerintah untuk ditingkatkan kompetensinya.
"Wong sudah ada dana sertifikasi, apa masih kurang juga untuk mengikuti kegiatan pelatihan yang harus dibiayai sendiri dari kantong pribadi," kata Ermawanti heran.
Dirinya pun berharap agar para guru dapat manfaatkan dan tunjangan sertifikasi secara optimal terutama untuk mengembangkan diri mereka. Karena pada dasarnya, tunjangan sertifikasi diberikan agar kualitas dan keaejahteraan guru meningkat.
Disebutkan Ermawanti yang juga guru SDN 19 Cakranegara ini, selama ini guru-guru tertidur pulas dan dininabobokkan oleh tunjangan sertifikasi guru yang sangat menggiurkan. Sementara di satu sisi urusan peningkatan kompetensi urusan nomor akhir.
Padahal hakikat dari tunjangan tersebut ialah agar guru menyisihkan sebagian dana tunjangan sertifikasi untuk membeli buku, laptop dan belajar scra mandiri meningkatkan kompetensinya. Baik yang dilaksanakan oleh lembaga-lembaga maupun perguruan tinggi.
"Ayolahh kawan-kawan guru, belajar bisa di mana saja, jangan melihat mahal atau jauhnya. Kalau memang ada kesempatan, mengapa harus mengulur waktu.
Jadilah guru hebat, jangan lupa SDM NTB masih jauh tertinggal. Kitalah guru yang berada di garda terdepan untuk mencetak generasi handal NTB", sambungnya.
Pihaknya meminta agar pemerintah di semua kabupaten dan kota harus memotivasi guru-guru untuk belajar mandiri, mulai mengikuti seminar,workshop, Diklat-diklat yang bertujuan meningkatkan wawasn dan keterampilan guru. (d)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar