Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIN Mataram mengajak masyarakat memanfaatkan sampah untuk dijadikan barang berharga dan berguna serta memiliki nilai ekonomi tinggi.
Salah satu desa binaan yang dijadikan percontohan pemanfaatan sampah ialah Desa Nyerot, Kabupaten Lombok Tengah.
Di tempat ini, sebanyak 50 orang ibu rumah tangga (IRT) berasal dari beragam profesi seperti buruh, dan petani, serta kader PKK mengikuti pelatihan daur ulang sampah menjadi barang berharga selama beberapa hari.
Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIN Mataram Dr. M. Sobry, M.Pd., mengemukakan komitmen UIN Mataram dalam membina dan mengembangkan kemampuan masyarakat dalam berbagai hal. Salah satunya dalam mengelola dan memanfaatkan sampah bekas.
Dituturkan Sobry, sampah maupun barang bekas pada dasarnya bagian tak terpisahkan dari masyarakat. Bahkan kadang dianggap sebagai penyakit dan barang tidak berguna di tengah masyarakat.
Menurutnya, perspektif seperti itu harus dirubah mengingat jika dikelola dengan baik, sampah yang dianggap tak berguna dapat menjadi barang berharga dan memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat.
Pengembangan ekonomi kreatif seperti ini diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di tengah semakin susahnya kehidupan saat sekarang ini. Paling tidak, mereka punya keahlian baru memanfaatkan sampah.
Termasuk juga dapat memiliki kesadaran baru betapa sampah berharga jika dikelola dan dimanfaatkan dengan baik. Sementara untuk pemasaran, pihak UIN sendiri sudah menyiapkan pangsa pasar yang akan mendukung upaya pembinaan terhadap usaha kreatif tersebut.
Sementara itu, Sekretaris Desa Nyerot, Syafi'i mengungkapkan rintisan LP2M UIN Mataram dalam hal membina IRT mengolah limbah sampah sangat berharga bagi masyarakat.
Mereka setidaknya punya pemahaman bagaimana mengolah sampah bekas yang banyak terdapat di sekitar mereka.
Diungkapkan Syafi'i, melalui pelatihan yang digelar dua hari setiap minggu, diharapkan masyarakat dapat memahami konsep-konsep untuk memanfaatkan sampah. Karena sampah merupakan barang yang setiap hari ada di sekitar mereka.
"Paling tidak mereka ada kegiatan, ada aktivitas baru. Rencana kalau ini bisa berjalan BUMDES mengelola pemasaran", ujarnya.
Di samping itu, ilmu yang mereka peroleh dari pelatihan ini dapat ditransfer ke rumpun keluarga mereka, tetangga, lingkungan sekitar dan masyarakat luas lainnya. (d)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar