KANGGOK'M TADAHN ?

Rabu, 04 Oktober 2017

MTs Muallimin NW Pancor Terkendala Buku


Berdasarkan data Pengembangan Kapasitas Penerapan Standar Pelayanan Minimal (PKP-SPM) untuk Provinsi Nusa Tenggara Barat, sebanyak 452 dari 811 atau 56 persen satuan pendidikan di kabupaten/kota penerima dana hibah sudah mengalami peningkatan pencapaian SPM.

Secara persentase, ada beberapa kabupaten di NTB yang memperlihatkan rerata kenaikan pemenuhan SPM di atas rerata provinsi, yakni Sumbawa, Lombok Utara, dan Lombok Barat. Sedang kabupaten Lombok Timur, sekolah-sekolah penerima bantuan hibah di tempat itu harus berjuang lebih keras untuk mencapai target pemenuhan SPM Dikdas.

MTs Muallimin NW Pancor, Lotim, salah satu contoh. Madrasah ini masih kesulitan memenuhi target pemenuhan SPM. Salah satu indikator yang dinilai cukup berat di rempat ini ialah pemenuhan buku-buku ajar bagi ratusan santri yang belajar.

Kepala MTs Muallimin NW Pancor, H. Hamdan, M.Pd., mengaku pihaknya kesulitan mencapai target dan indikator SMP dalam hal pemenuhan buku pelajaran. Salah satu kendala ungkapnya ialah banyaknya jumlah murid yang belajar. Saat ini terdapat sebanyak 600 santri yang tersebar di 16 rombongan belajar.

"Yang agak berat indikator nomor 16 soal penyediaan buku," tutur Hamdan beberapa waktu lalu di Mataram.

Terlebih pihaknya kini sudah menerapkan Kurikulum 2013 sehingga mau tidak mau buku pelajaran sebelumnya harus diganti. Hal ini dirasa masih sulit mengingat anggaran yang masih minim.

"Maka disini kami kesulitan menyediakan buku untuk 600 santri dengan 17 mata pelajaran," ujarnya.

Diluar indikator pemenuhan buku ajar yang masih sulit, indikator lainnya sudah tidak ada masalah seperti jumlah guru, sarana dan prasarana.

Semuanya terpenuhi dengan baik. Bahkan untuk guru, pihaknya mengaku surplus guru karena masih berdekatan dengan banyak perguruan tinggi NW di tempat itu.

"Peserta didik merasa nyaman karena ketersediaan ruang belajar, infrastruktur. Murid, guru merasa nyaman karena tenaga pendidik kualifikasinya sudah memadai. Guru melimpah, namun kekurangan buku teks," terangnya. (dys)

Tidak ada komentar: