KANGGOK'M TADAHN ?

Rabu, 22 November 2017

Bedah Buku Maha Karya TGH. Moch. Shaleh Hambali Bengkel


Lakpesdam NU NTB gelar bedah buku maha karya TGH. Moch. Sholeh Hambali dan menghadirkan pembicara diantaranya TGH. Sohimun Faishal, MA (UIN Mataram), Dr. H. Adi Fadli, MA (penulis buku), Prof Mansyur Maksum mantan rektor Unram,  staf kepresidenan Munajab, PhD.

Bedah buku tersebut d hadiri oleh dari kalangan akademisi, pemuda, mahasiswa, tokoh-tokoh NU, serta para peserta konbes yang sudah hadir di halaman utama PW NU NTB, pemandu acara yaitu Irpan Suriadiata, S.HI, MH.

Ketua Lakpesdam NU NTB M. Akbar Jadi atau Viken Madrid menyebut bahwa kegiatan ini untuk mengingatkan para generasi muda karena ada tokoh yang memiliki karya tahun 18 an dan ini harus digali oleh anak muda NU untuk dikaji secara akademis, merefleksikan pemikiran TGH.M. Sholeh Hambali.

"Karena buku-buku yang ditulis berpesan tentang revolusi mental yang berkaitan langsung dengan moralitas dan akhlak apalagi dijaman sekarang, kita harus belajar pada sejarah yaitu tentang tokoh-tokoh tentu kalau kita melupakan ulama kita akan tersesat," ujar Viken.

Ditambahkan, kegiatan ini bagian dari rangkaian Munas Alim Ulama dan Konbes NU di Lombok 2017. Menurutnya ada pesan yang disampaikan oleh TGH.M. Sholeh Hambali yang masih relevan hingga kini yaitu untuk menjaga persatuan, dan belajar pada ulama-ulama ahlussunnah wal jamaah.

"Kita mengingatkan kepada generasi muda dan pengurus NU sejarah para kiyai dan ulama, menggali intisari dari pemikiran buah karya TGH. M. Sholeh Hambali untuk relevansi dengan kondisi kekinian serta untuk memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai yang ada konsep "Islam Nusantara," sebut pria yang akrab dipanggil Mesin Kapal ini.

Hal ini menjadi kerja-kerja kedepan membumikan karya beliau, dan kedepan 18 an karya beliau terus dikaji. Pihaknya berharap kedepan banyak hal dan syarat untuk mendorong TGH. M. Sholeh Hambali menjadi pahlawan nasional dan hal ini juga pernah disampaikan kepada TGH. LM. Turmudzi Badaruddin oleh Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa.

Staf Kepresidenan Munajab, PhD., menyebut bahwa pemikiran beliau harus diteladani dan maha karyanya menjadi pesan moral untuk dijadikan rujukan terutama jamaah nahdliyin, karena zaman ini pengaruh digital sangat rentan, sehingga penting untuk kita kembali belajar tentang karya buku-buku yang pernah ditulis.
(d)

Tidak ada komentar: