Prof. Ir. Yusuf Akhyar Sutaryono, PhD., satu di antara tujuh Bakal Calon Rektor Unram yang akan bertarung pada Pemilihan Rektor Unram 2017.
Pernah menjadi Dekan Fakultas Peternakan pada periode sebelumnya jadi bekal berharga bagi pria yang akrab disapa Prof. Oyon ini. Baginya, Pemilihan Rektor Unram harus jadi momentum merubah wajah Unram dalam segala segi.
Prof. Oyon menawarkan tiga aspek perubahan mendasar dalam mengelola Unram. Pertama, aspek kepemimpinan. Kedua, penguatan kelembagaan senat akademik. Ketiga, peningkatan mutu pembelajaran, dan peningkatan kualitas dosen dan kualitas penelitian.
Menurut Prof. Oyon, konsep kepemimpinan yang baik menjadi dasar dasar dalam melaksanakan program-program yang dibuat oleh lembaga.
Mengingat sebaik apapun program yang dibuat, kalau konsep kepemimpinannya belum tuntas, maka hasilnya bisa bengkok kemana-mana.
Unram menurut Prof. Oyon, harus dipimpin oleh orang yang berpengalaman, profesional, sehingga mengetahui secara detil Unram ini dibawa kemana. Terlebih mampu membawa Unram ke visi 2025.
"Kita kan ingin Unram jadi perguruan tinggi bertaraf internasional," ujar Prof. Oyon ditemui di ruang kerjanya, pada Jum'at (3/11/2017).
Seorang pemimpin kata dia, tidak boleh bertindak "one man one show", dia harus "collectiv colegial". Selain itu seorang pemimpin harus melibatkan banyak pihak, termasuk mampu mendengar masukan dari orang lain. Dalam rangka itu, seorang pemimpin harus mengajak elemen pimpinan yang lain untuk turut berbuat.
"Aspek itulah yang hampir tidak ada koreksi. Itulah yang saya maksud konsep kepemimpinan," ujarnya.
Selain itu, penguatan kelembagaan senat universitas dalam bidang akademik dan penunjang akademik juga mutlak dilakukan kedepan.
Mengingat selama ini keberadaan senat hanya sebagai pelengkap saja. Sehingga nantinya senat memiliki peranan penting dan bisa dipedomani oleh rektor.
"Jadi tidak sekedar pelengkap. Sekarang ini senat hanya menjadi apa namanya (pelengkap), kalau bersuara berbeda dikucilkan. Ini gak betul, ini akibat terlalu sentralistik," imbuh Prof. Oyon.
Kritik juga dilontarkan Prof. Oyon saat pimpinan menentukan jabatan baik di tingkat fakultas dan jabatan lainnya. Menurutnya, pengisian jabatan-jabatan itu harus didasari oleh kemampuan, profesionalitas, tidak berdasarkan suka tidak suka.
"Kita ingin fair lah, sehingga organisasi ini sehat, idealisme tumbuh, rasa memiliki tumbuh, tidak muncul apatisme".
Sebagai contoh kata dia, saat pemilihan dekan, dia cenderung pemilihan menggunakan cara lama yakni melalui pemilihan sama seperti pemilihan rektor saat ini. Yaitu melalui mekanisme penjaringan, hingga pemilihan.
"Dekan harusnya dilakukan dengan cara yang sama dengan pemilihan rektor. Kemarin juga katanya dipilih tapi kan formalitas saja. Sehingga kalau saya mengatakan subjektifitas itu sangat tinggi. (maka) harus dikembalikan".
Sedang untuk mencapai visi unram 2025, Prof. Oyon menawarkan khusus dalam bidang pendidikan untuk memperkuat lembaga penjaminan mutu.
Menurutnya, lembaga ini harus betul-betul diperkuat sehingga bisa dilihat sejauhmana pelaksanaan proses pembelajaran. Jadi dosen ketika mengajar itu juga harus dievaluasi.
Termasuk juga tentu saja didukung oleh fasilitas penunjang IT untuk penyediaan sumber materi belajar. Kemudian memperkuat dosen-dosen dengan cara mendorong bagi mereka yang masih S2 untuk melanjutkan ke program doktor (S3), termasuk mendorong mereka untuk memperbanyak penelitian berkualitas dan bertaraf nasional dan internasional.
"Penelitian itu harus dimaksimalkan kemampuan dosen agar membuat proposal yang kompetitif bisa menyerap dana penelitian dari luar.
Kemampuan kita meneliti sudah cukup bagus dengan mendapat skema penelitian hanya masih sangat terbatas dibandingkan dengan jumlah dosen Unram terutama penelitian yang berskala nasional".
Sementara bagi dosen-dosen yang belum mendapat guru besar akan dilakukan pendampingan mulai dari proses awal hingga akhir, sehingga pada tahun-tahun mendatang jumlah guru besar Unram terus bertambah. (d)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar