P
Melalui
beberapa program unggulannya, pemerintah NTB mulai bergerak membangun dan
memperbaiki serta membenahi segala kekurangan yang selama ini disandang oleh
daerah. Dengan IPM yang selalu berada pada posisi rendah, NTB di bawah
kepemimpinan pasangan BARU hasil pilkada tahun 2009 perlahan mulai bangkit memperbaiki diri. Salah satunya
lewat program Penurunan Angka Buta Aksara Nol (ABSANO). Tentu dalam
implementasinya, semua pihak harus bersinergi untuk merealisasikan program penuntasan
buta aksara menuju Nol sampai tahun 2013 ini. Dalam hal ini tentu Dikpora dan
beberapa instansi yang bersinggungan langsung dengan program tersebut harus
bekerja keras. Salah satunya ialah Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan
Informal (BPPNFI) Regional VII yang bertempat di Mataram dan meliputi wilayah
kerja Propinsi NTB dan Propinsi Bali.
Balai
Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (BPPNFI) yang dibentuk
berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (permendiknas) Republik
Indonesia No 28 Tahun 2007 tanggal 27 Juli 2007 memiliki beberapa fungsi
diantaranya ialah: melakukan pengkajian pelaksanaan di bidang pendidikan
nonformal dan informal, mengembangkan program di bidang pendidikan nonformal
dan informal, memfasilitasi pengembangan sumberdaya di bidang pendidikan
nonformal dan informal sesuai kebutuhan daerah, melakukan pengembangan dan
pengelolalaan sistem informasi di bidang pendidikan nonformal dan informal di
wilayah kerjanya, memberikan bimbingan dan evaluasi pelaksanaan program di
bidang pendidikan nonformal dan informal, dan melaksanaan urusan ketatausahaan
balai.
Adapun
BPPNFI Regional VII yang berpusat di Mataram dengan melihat fungsi di atas
telah menyusun program kerja yang berbasis pada kultur dan intensitas kebutuhan
masyarakat, ujar Kepala Seksi Informasi BPPNFI Regional VII H. Khairuddin, SH
beberapa waktu lalu. Salah satu program kerja yang dilaksanakan ialah menyusun
pengembangan model-model penyelenggaraan, pembelajaran, dan bahan belajar yang
mendukung pelaksanaan program pendidikan nonformal dan informal. Selain itu
disusun juga pengembangan model-model pelatihan bagi tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan pendidikan nonformal dan informal.
Disinggung
mengenai model yang disusun, beliau menjelaskan bahwa kami sudah mendesain
model pembelajaran sesuai dengan kebutuhan daerah yang berbasis kepada kearifan
lokal, selain itu pengembangan model yang disusun ialah memakai pendekatan
kesadaran hukum karena selama ini kendala yang dihadapi di lapangan terhambat
oleh kurangnya kesadaran hukum dari masyarakat.
Sementara
itu di tahun 2012 kemarin, BPPNFI Regional VII telah menyelenggarakan
kelompok percontohan pendidikan untuk
masyarakat dengan model keaksaraan fungsional dan keaksaraan mandiri yang
berbasis pada pengajaran yang efektif, inovatif, efisien sesuai dengan kondisi
daerah yang berlangsung selama 32 hari dan langsung dieksekusi oleh Dikpora serta
pelaksanaannya kemudian di monitoring oleh SKB di tingkat Kabupaten kota. (yusin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar