Mataram, Senin 18/02/2013
RRI Mataram menggelar dialog publik yang bertema “Optimalisasi peranan LPP RRI
dalam melayani publik melalui siaran dan pemberitaan”. Bertempat diruang Multi
Purpose (Studio II) LPP RRI Mataram, dialog ini
menghadirkan empat pembicara berasal dari berbagai elemen masyarakat
diantaranya HM. Nur, SH, (Sekda NTB), MH, L. Moh. Syamsir (wakil ketua DPRD
NTB), Ir. Chaerul anam (Humas Unram), dan Dra. Dwi Hernuningsih, M.Si (Anggota Dewan
Pengawas LPP RRI).
Dialog ini
diselenggarakan seiring dengan hasil riset yang dilakukan oleh beberapa akademisi
Fakultas Ekonomi Unram bekerjasama dengan RRI Mataram yang mendapati bahwa RRI
sudah tidak lagi menjadi radio pilihan masyarakat, RRI sudah mulai tersaingi oleh
radio lain dan RRI hanya menjadi radio alternatif pilihan pendengar. Tentu
hasil riset ini menghawatirkan bagi eksistensi RRI di masa mendatang mengingat
sejarah panjang RRI seiring dengan perjuangan bangsa dalam merebut kemerdekaan.
Dalam
sambutannya, Kepala Stasiun RRI Mataram Drs.Harianto, M.Si menjelaskan sejarah
panjang kehadiran RRI sebagai pelayan publik sejak era kemerdekaan sampai
dengan sekarang. Hal itu dibuktikan dengan turut hadirnya RRI mengawal
pembangunan bangsa. selain itu, Harianto
juga menyampaikan kurangnya fasilitas membuat tidak meratanya siaran RRI selama
ini. Sebagai contoh di Bima, Dompu, idealnya kami harus punya studio, namun
hambatannya ialah karena keterbatasan anggaran yang dimiliki.
Hal itu langsung
direspon oleh Sekda NTB HM. Nur, SH, MH dan wakil ketua DPRD NTB L. Moh.
Syamsir. Dalam penjelasannya, Sekda NTB meminta pihak RRI langsung membuat
proposal kepada pemerintah karena tugas RRI ialah sebagai kekuatan perekat
nasional. Sementara itu, bak gayung bersambut L. Moh. Syamsir mengamininya
“nanti biar kita yang ketok” yang langsung disambut tepuk tangan oleh pegawai
LPP RRI Mataram dan peserta yang hadir. Lebih jauh politisi senior udayana ini
menyampaikan bahwa RRI merupakan anak desa dan tidak bisa dipisahkan dari masyarakat.
Oleh karena itu RRI harus berkomitmen memberikan pemahaman dan wawasan kepada
masyarakat terkait dengan demokrasi kita yang sekarang lagi carut-marut. Selain
itu beliau menyinggung RRI dan pemerintah ke depan harus lebih saling
menguatkan.
Sementara itu, Dra.
Dwi Hernuningsih, M.Si sebagai salah satu Anggota Dewan Pengawas LPP RRI menyampaikan
tugas pokok RRI sebagai penyiaran layanan masyarakat dengan fungsi edukatif,
memberikan informasi yang sehat bagi moral bangsa dan siarannya menjangkau
seluruh NKRI. RRI tahun ini akan menjadi radio pemilu. Kalau ada stasiun TV
pemilu, maka RRI hadir sebagai stasiun radio pemilu paparnya.
Dalam dialog
publik tersebut, hadir sebagai peserta masyarakat dari berbagai kalangan
diantaranya tokoh agama, budaya, pendidik, pemuda dan mahasiswa. Dalam
kesempatan sesi tanya jawab, salah seorang siswa SMA yang ada di Kota Mataram mengkritisi
konten yang disiarkan oleh RRI selama ini yang lebih terlihat murni hanya untuk
pemberitaan bukan hiburan. Dia berharap ke depan kontennya lebih bagus lagi
sehingga bisa diterima secara lebih luas lagi dikalangan pemuda. Senada dengan
itu, Ketua KNPI NTB Sulhan Mukhlis menyampaikan RRI harus tetap independen dan
terbebas dari segala kepentingan. Dan beritanya harus selalu up to date.
Di akhir acara, peserta diskusi membuat testimoni kepada RRI pada sehelai kain
yang nantinya akan dipigura sekaligus menjadi masukan bagi RRI ke depannya. (dys)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar