Mataram, (Suara NTB)
Ungkapan
kata ‘merdeka’ bagi sebagian orang mempunyai arti dan makna yang sangat
beragam, tergantung dari sisi mana orang memandang kata ‘merdeka’ tersebut. ‘Merdeka’
akan dimaknai sebagai sebuah ungkapan rasa senang dan bahagia, jika diungkapkan
oleh seorang nara pidana yang baru bebas dari belenggu jeruji besi. Ada juga
yang memaknai kata ‘merdeka’ dari sudut dan bidang yang lain seperti ekonomi.
Bagi orang miskin yang tiba-tiba mendapatkan limpahan rizki yang sangat banyak,
barangkali ekspresi kemerdekaannya dimaknai sebagai sebuah kebebasan dan kemerdekaan
dari belenggu kemiskinan yang selama ini melilitnya.
Begitu
juga kemerdekaan menurut kaum muda sebagai pelanjut estafeta kepemimpinan
bangsa ini. sebagaimana yang umum
diketahui, bahwa peran serta kaum muda dalam proses pra maupun sesudah
kemerdekaan sangat signifikan. Kaum muda dengan segala potensinya mampu
mempersembahkan berbagai bentuk perubahan atas despotisme para pemimpin dan status quo di negeri ini. contoh nyata
terakhir peran signifikan sekaligus prestasi puncak kaum muda ialah peristiwa
kelam Mei 1998 saat menumbangkan rezim orde baru. Banyak pengamat mengatakan
bahwa peristiwa Mei 1998 silam merupakan masa panen dari periodesasi bercocok tanam
yang cukup panjang yang dilakukan oleh kaum muda selama ini.
Dari
sekian banyak peran yang diambil oleh kaum muda tersebut, tentu tidak ada yang
salah. Semuanya bisa mengambil peran dalam bidang apapun, selama itu semua
diarahkan untuk mengisi kemerdekaan bangsa ini.
Nah,
lalu bagaimana arti kemerdekaan menurut kaum muda sekarang ini? berikut petikan
wawancara Suara NTB dengan beberapa
narasumber.
Beni
Siagusman, salah seorang mahasiswa Fakultas Ekonomi Unram ini mengaku bahwa di era
kemerdekaan seperti sekarang ini “kaum muda harus independen,jangan cepat
bergantung pada sistem, tetapi sistemlah yang harus bergantung pada kita”.
Lebih
lanjut, Beni mengatakan sebagai generasi muda, kita harus mengisi kemerdekaan
dengan hal-hal positif, seperti hal-hal yang bisa memotivasi kaum muda lainnya.
Dirinya berharap adanya perhatian pemerintah terhadap kaum muda, jika ada
bentuk-bentuk kegiatan kaum muda yang baik dan positif, mohon untuk
difasilitasi.
Selain
itu, Rahmat Riyadi, mahasiswa semester IV Fakultas Tarbiyah IAIN menjelaskan
bahwa kemerdekaan ialah suatu kebebasan dan kenyamanan serta kesejahteraan.
Baginya, kemerdekaan harus dikontekstualisasikan dengan kondisi sekarang dan
tentunya harus selaras dengan nilai pancasila sebagai ruh Negara ini. lebih lanjut
dirinya mengatakan, kemerdekaan tidak cukup hanya dengan memasang bendera di
halaman rumah atau di depan gerbang, akan tetapi bagaimana kita generasi muda
ini menginternalisasikan makna kemerdekaan itu ke dalam jiwa dan raga kita.
Sehingga, ruh perjuangan 45 tidak akan sia-sia, terangnya.
Hal
senada juga diungkapkan oleh Kasmayadi, salah seorang Pengurus Besar (PB) HMI.
Ia menjelaskan bahwa penjajahan di masa lampau tidak berhenti sampai di situ,
tetapi justru tetap aktual menjadi tantangan generasi muda kekinian dan di masa
mendatang. Oleh karena itu, kita (generasi muda, red) harus belajar lebih keras
lagi untuk menemukan cara menjawab tantangan itu dengan spirit zaman yang ada. (dys)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar