KANGGOK'M TADAHN ?

Senin, 30 September 2013

Panen Kedelai Di Loteng Berlangsung Semarak


Ratusan orang petani menghadiri acara panen kedelai di Dusun Buncalang, Desa Sukarare, Kabupaten Lombok Tengah. Mereka terlihat begitu semangat dan antusias meskipun di tengah terik Matahari yang menyengat namun tidak menyurutkan langkah mereka untuk ikut memeriahkan panan kedelai di Dusun Buncalang, Desa Sukarare, Kabupaten Lombok Tengah.
Panen kedelai yang dipimpin langsung oleh menteri pertanian (mentan) Dr. Suswono tersebut terbilang spektakuler, pasalnya panen dilakukan di tengah-tengah krisis menghadapi berbagai persoalan kedelai di tanah air. Mulai dari persoalan harga yang fluktuatif sampai masalah produksi kedelai yang berkurang dari tahun ke tahun akibat petani yang mulai enggan menanam kedelai. Sehingga, lahan pertanian untuk penanaman kedelai menjadi berkurang. Alhasil, kelangkaan kedelai pun kini mengancam.
Di tengah krisis ancaman tersebut, Menteri Pertanian harusnya berbangga hati, karena ada sebagian petani yang masih bersedia menanam kedelai. Seperti para petani yang terdapat di Dusun Buncalang, Desa Sukarare, Kabupaten Lombok Tengah yang menjadi lokasi panen raya kedelai kemarin (29/9).
Dalam sambutannya, Bupati Lombok Tengah, HM. Suhaili FT, mengungkapkan rasa bangganya karena kabupaten Lombok Tengah telah dipilih sebagai lokasi panen raya kedelai tahun ini. Panen raya ini ungkapnya, sekaligus menjadi hadiah ulang tahun Kabupaten Lombok Tengah yang ke 68 pada 15 Oktober mendatang. Lebih lanjut Suhaili mengatakan bahwa digelarnya panen raya kedelai di kabupaten Lombok Tengah ini mempunyai arti strategis bagi perkembangan kedelai di Kabupaten Lombok Tengah. Saat ini terangnya, luas lahan yang dipergunakan sebagai tempat menanam kedelai sebanyak 54.562 hektar. Selain itu, sekitar 70 persen lebih penduduk Lombok Tengah ialah sebagai petani. Sehingga tidak berlebihan jika Lombok Tengah dijadikan sebagai salah satu sentra industri kedelai di Provinsi NTB.
Sementara itu, Gubernur NTB, Dr. TGH. Muhammad Zainul Majdi, MA, yang ikut menyambut kedatangan menteri Pertanian mengatakan kehadiran menteri dalam panen raya ini merupakan bukti dari iktikad baik pemerintah pusat dalam melaksanakan program stabilisasi harga kedelai dan berikhtiar dalam pencapaian swasembada kedelai di tahun 2014 mendatang.  Menurutnya, masyarakat NTB sudah sangat siap menyambut program pusat tersebut asalkan pusat bersungguh-sungguh dengan program ini. “kami siap menggenjot para petani kedelai secara maksimal untuk mencapai target tersebut terangnya. Selain itu, Muhammad Zainul Majdi juga menambahkan bahwa pada awal-awal menjabat sebagai gubernur pada 2008 silam, areal persawahan yang dijadikan lahan penanaman kedelai sebanyak 100.000 hektar, namun sekarang mengalami penurunan dan tersisa hanya sekitar 46.000 sampai dengan 50.000 hektar. Hal itu ungkapnya disebabkan karena persoalan harga kedelai yang tidak menentu. “Jadi para petani kita enggan menanam kedelai, padahal etos kerja para petani kedelai kita di NTB sangat luar biasa. kalau persoalan harga ini bisa di atasi, para petani kita tidak usah disuruh untuk menanam kedelai, mereka akan menanam sendiri”. Selain itu, ketersediaan pupuk bagi para petani juga menjadi persoalan. “dari daerah kami minta ke pemerintah pusat, jika ada permintaan penambahan pupuk mohon kiranya untuk dikabulkan” ujarnya. Dalam lima tahun ke depan, melalui dinas PU Provinsi NTB, akan membangun bendungan di Mujur setelah sebalumnya sedang berlangsung pembangunan bendungan Rababaka di Bima dan Pandan dure di Lotim, hal itu untuk menjamin ketersediaan air pada musim kemarau seperti sekarang ini.
Dalam sambutannya, Menteri Pertanian, Dr. Suswono mengaku kalau swasembada kedelai pernah terjadi pada tahun 1992 silam. Harganya saat itu mencapai satu pertiga harga dari harga beras. Sedangkan luas lahan pertanian yang dijadikan lahan penanaman kedelai secara nasional pertahun saat itu mencapai luas 1,6 juta hektar. Namun sekarang, luas lahan tersebut hanya tersisa 700.000 hektar pertahun. Tentu berkurangnya luas lahan ini akibat dari para petani yang mulai enggan menanam kedelai. Hal itu disebabkan oleh harga kedelai yang anjlok. Anjloknya harga kedelai ini ungkapnya, diakibatkan oleh melemahnya kurs rupiah saat ini. Untuk menyangga harga kedelai di pasar yang sedang mengalami ketidakstabilan harga, pemerintah melalui Bulog siap menampung kedelai dengan harga 7000 rupiah. “jadi sudah ada jaminan harga, kalau para petani mendapati harga di pasar murah silahkan bawa kedelainya ke bulog dengan harga 7000 rupiah terangnya.
Selain itu, Siswono meminta kepada para penyuluh pertanian di setiap kabupaten kota untuk terus membimbing para petani agar senantiasa menanam kedelai dengan cara tunggal. Karena masih saja ada petani yang menanam dengan cara menebar. Hal itu tentunya agar produktifitas kedelai terjaga. “kalau cara menanamnya baik, maka hasilnya akan baik. pola tanam dengan menggunakan sistem tunggal memungkinkan ketersediaan sinar matahari pada tanaman akan cukup”. Tidak hanya itu, dirinya juga meminta kepada gubernur NTB agar segera menginstruksikan kepada semua kepala daerah untuk segera membuat peraturan daerah menindaklanjuti undang-undang nomor 41 tahun 2009 tentang perlindungan lahan tanaman berkelanjutan. Hal itu mengingat semakin berkurangnya lahan pertanian kita. Padahal pertanian ini merupakan penyangga ketersediaan pangan kita. “Kalau tidak ada petani, dari mana mau dapat persediaan pangan kita?”. Lebih lanjut dirinya berjanji untuk mendukung setiap kebijakan daerah NTB jika itu dibutuhkan dalam rangka mengembangkan industri pertanian. Terutama untuk tanaman kedelai. Karena menurutnya, NTB saat sebagai penymbang terbesar ketiga kedelai secara nasional di bawah Jatim dan Jateng. “Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk tidak mendukung setiap kebijakan yang dibuat” terangnya.
Dalam panen raya tersebut, selain dihadiri oleh ratusan petani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Lombok Tengah seperti kelompok tani Panutan, kelompok tani ingin maju, kelompok tani tahan uji, kelompok tani pade angen, kelompok tani beriuk jujur, kelompok tani mule jeti, kelompok tani andalan, kelompok tani cipta karya, kelompok tani harapan makmur, kelompok tani lingkung, kelompok tani keruak, kelompok tani lokasari I, juga dihadiri oleh jajaran SKPD lingkup pemerintah Provinsi NTB, SKPD lingkup Kabupaten Lombok Tengah, serta pejabat kementerian perdagangan.

Selain dilakukan panen raya bersama dengan Menteri Pertanian, juga dilakukan penandatangan MOU antara para petani dengan Bulog. Selain itu juga dilakukan pemberian sumbangan traktor sebanyak 50 buah dan uang 100 juta kepada para kelompok tani. (dys)

Tidak ada komentar: