Ratusan orang petani menghadiri
acara panen kedelai di Dusun Buncalang, Desa Sukarare, Kabupaten Lombok Tengah.
Mereka terlihat begitu semangat dan antusias meskipun di tengah terik Matahari
yang menyengat namun tidak menyurutkan langkah mereka untuk ikut memeriahkan
panan kedelai di Dusun Buncalang, Desa Sukarare, Kabupaten Lombok Tengah.
Panen kedelai yang dipimpin
langsung oleh menteri pertanian (mentan) Dr. Suswono tersebut terbilang
spektakuler, pasalnya panen dilakukan di tengah-tengah krisis menghadapi
berbagai persoalan kedelai di tanah air. Mulai dari persoalan harga yang
fluktuatif sampai masalah produksi kedelai yang berkurang dari tahun ke tahun
akibat petani yang mulai enggan menanam kedelai. Sehingga, lahan pertanian
untuk penanaman kedelai menjadi berkurang. Alhasil, kelangkaan kedelai pun kini
mengancam.
Di tengah krisis ancaman
tersebut, Menteri Pertanian harusnya berbangga hati, karena ada sebagian petani
yang masih bersedia menanam kedelai. Seperti para petani yang terdapat di Dusun
Buncalang, Desa Sukarare, Kabupaten Lombok Tengah yang menjadi lokasi panen
raya kedelai kemarin (29/9).
Dalam sambutannya, Bupati Lombok
Tengah, HM. Suhaili FT, mengungkapkan rasa bangganya karena kabupaten Lombok Tengah
telah dipilih sebagai lokasi panen raya kedelai tahun ini. Panen raya ini
ungkapnya, sekaligus menjadi hadiah ulang tahun Kabupaten Lombok Tengah yang ke
68 pada 15 Oktober mendatang. Lebih lanjut Suhaili mengatakan bahwa digelarnya
panen raya kedelai di kabupaten Lombok Tengah ini mempunyai arti strategis bagi
perkembangan kedelai di Kabupaten Lombok Tengah. Saat ini terangnya, luas lahan
yang dipergunakan sebagai tempat menanam kedelai sebanyak 54.562 hektar. Selain
itu, sekitar 70 persen lebih penduduk Lombok Tengah ialah sebagai petani.
Sehingga tidak berlebihan jika Lombok Tengah dijadikan sebagai salah satu
sentra industri kedelai di Provinsi NTB.
Sementara itu, Gubernur NTB, Dr.
TGH. Muhammad Zainul Majdi, MA, yang ikut menyambut kedatangan menteri
Pertanian mengatakan kehadiran menteri dalam panen raya ini merupakan bukti dari
iktikad baik pemerintah pusat dalam melaksanakan program stabilisasi harga
kedelai dan berikhtiar dalam pencapaian swasembada kedelai di tahun 2014
mendatang. Menurutnya, masyarakat NTB
sudah sangat siap menyambut program pusat tersebut asalkan pusat
bersungguh-sungguh dengan program ini. “kami siap menggenjot para petani
kedelai secara maksimal untuk mencapai target tersebut terangnya. Selain itu,
Muhammad Zainul Majdi juga menambahkan bahwa pada awal-awal menjabat sebagai
gubernur pada 2008 silam, areal persawahan yang dijadikan lahan penanaman
kedelai sebanyak 100.000 hektar, namun sekarang mengalami penurunan dan tersisa
hanya sekitar 46.000 sampai dengan 50.000 hektar. Hal itu ungkapnya disebabkan
karena persoalan harga kedelai yang tidak menentu. “Jadi para petani kita
enggan menanam kedelai, padahal etos kerja para petani kedelai kita di NTB
sangat luar biasa. kalau persoalan harga ini bisa di atasi, para petani kita tidak
usah disuruh untuk menanam kedelai, mereka akan menanam sendiri”. Selain itu,
ketersediaan pupuk bagi para petani juga menjadi persoalan. “dari daerah kami
minta ke pemerintah pusat, jika ada permintaan penambahan pupuk mohon kiranya
untuk dikabulkan” ujarnya. Dalam lima tahun ke depan, melalui dinas PU Provinsi
NTB, akan membangun bendungan di Mujur setelah sebalumnya sedang berlangsung
pembangunan bendungan Rababaka di Bima dan Pandan dure di Lotim, hal itu untuk
menjamin ketersediaan air pada musim kemarau seperti sekarang ini.
Dalam sambutannya, Menteri
Pertanian, Dr. Suswono mengaku kalau swasembada kedelai pernah terjadi pada
tahun 1992 silam. Harganya saat itu mencapai satu pertiga harga dari harga
beras. Sedangkan luas lahan pertanian yang dijadikan lahan penanaman kedelai
secara nasional pertahun saat itu mencapai luas 1,6 juta hektar. Namun
sekarang, luas lahan tersebut hanya tersisa 700.000 hektar pertahun. Tentu
berkurangnya luas lahan ini akibat dari para petani yang mulai enggan menanam kedelai.
Hal itu disebabkan oleh harga kedelai yang anjlok. Anjloknya harga kedelai ini
ungkapnya, diakibatkan oleh melemahnya kurs rupiah saat ini. Untuk menyangga
harga kedelai di pasar yang sedang mengalami ketidakstabilan harga, pemerintah
melalui Bulog siap menampung kedelai dengan harga 7000 rupiah. “jadi sudah ada
jaminan harga, kalau para petani mendapati harga di pasar murah silahkan bawa
kedelainya ke bulog dengan harga 7000 rupiah terangnya.
Selain itu, Siswono meminta
kepada para penyuluh pertanian di setiap kabupaten kota untuk terus membimbing
para petani agar senantiasa menanam kedelai dengan cara tunggal. Karena masih
saja ada petani yang menanam dengan cara menebar. Hal itu tentunya agar
produktifitas kedelai terjaga. “kalau cara menanamnya baik, maka hasilnya akan
baik. pola tanam dengan menggunakan sistem tunggal memungkinkan ketersediaan
sinar matahari pada tanaman akan cukup”. Tidak hanya itu, dirinya juga meminta
kepada gubernur NTB agar segera menginstruksikan kepada semua kepala daerah untuk
segera membuat peraturan daerah menindaklanjuti undang-undang nomor 41 tahun
2009 tentang perlindungan lahan tanaman berkelanjutan. Hal itu mengingat
semakin berkurangnya lahan pertanian kita. Padahal pertanian ini merupakan
penyangga ketersediaan pangan kita. “Kalau tidak ada petani, dari mana mau
dapat persediaan pangan kita?”. Lebih lanjut dirinya berjanji untuk mendukung
setiap kebijakan daerah NTB jika itu dibutuhkan dalam rangka mengembangkan
industri pertanian. Terutama untuk tanaman kedelai. Karena menurutnya, NTB saat
sebagai penymbang terbesar ketiga kedelai secara nasional di bawah Jatim dan
Jateng. “Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk tidak mendukung setiap
kebijakan yang dibuat” terangnya.
Dalam panen raya tersebut, selain
dihadiri oleh ratusan petani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani
(Gapoktan) Lombok Tengah seperti kelompok tani Panutan, kelompok tani ingin
maju, kelompok tani tahan uji, kelompok tani pade angen, kelompok tani beriuk
jujur, kelompok tani mule jeti, kelompok tani andalan, kelompok tani cipta
karya, kelompok tani harapan makmur, kelompok tani lingkung, kelompok tani
keruak, kelompok tani lokasari I, juga dihadiri oleh jajaran SKPD lingkup
pemerintah Provinsi NTB, SKPD lingkup Kabupaten Lombok Tengah, serta pejabat
kementerian perdagangan.
Selain dilakukan panen raya
bersama dengan Menteri Pertanian, juga dilakukan penandatangan MOU antara para
petani dengan Bulog. Selain itu juga dilakukan pemberian sumbangan traktor
sebanyak 50 buah dan uang 100 juta kepada para kelompok tani. (dys)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar