KANGGOK'M TADAHN ?

Jumat, 20 September 2013

Penerapan Kurikulum 2013, Resahkan Para Guru


Mataram, (Suara NTB)
Meskipun masih dalam tahap sosialisasi, penerapan Kurikulum 2013 menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk sejumlah mata pelajaran tertentu di sejumlah sekolah di NTB mendapat keluhan dari para guru. Pasalnya, kurikulum 2013 meski perbedaannya dengan kurikulum KTSP hanya pda soal silabus, namun ternyata tidak semua guru siap melaksanakan kurikulum baru ini.
 Seperti yang dikeluhkan oleh Zulkarnaen, salah seorang Guru Matematika di Kota Mataram, dirinya mengaku bahwa, kurikulum 2013 ini cukup memberatkan para guru, karena guru mempunyai cara dan metodologi yang berbeda dalam mengajar. Dalam kurikulum 2013 ini lanjutnya, guru akan memerankan fungsi mendidiknya, meskipun itu bertujuan untuk membuktikan profesionalisme seorang guru, kalau dulu guru hanya mengajar dan penekanannya pada aspek afktif, sekarang pada aspek afektif dan psikomotorik. Tetapi tidak semua guru bisa seperti itu, karena pada dasarnya, mendidik itu lebih sulit dari pada mengajar. Ujarnya.
Tidak hanya Zulkarnaen, keluhan yang sama juga datang dari Haerani, salah seorang guru di SMA 1 Pringgabaya. Haerani mengatakan bahwa kurikulum 2013 ini belum bisa diterapkan seutuhnya, hal itu dikarenakan kemampuan siswa yang berbeda-beda, “jadi materi akan nyampe ke siswa”. Terangnya.
Sementara itu, komentar tidak jauh berbeda diberikan oleh Dwi, salah seorang guru di SMPN 1 Pringgabaya, meskipun dirinya mengaku siap jika kurikulum 2013 ini diterapkan, namun Dwi mengatakan kendala yang dihadapi untuk penerapan kurikulum 2013 ini tidak hanya pada guru dan siswa, tetapi juga pada sekolah secara keseluruhan. Diakuinya, sekolah mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda untuk setiap mata pelajarannya, oleh karena itu menurutnya, infrastruktur penunjang sekolah harus terlebih dahulu dipenuhi.
Lebih lanjut, Dwi mengatakan, kurikulum 2013 mengajarkan siswa untuk menemukan masalah dan penyelesaiannya sendiri. Sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dan mengingatkan saja. Hanya saja akunya, tidak mungkin siswa memahami cara menemukan dan menyelesaikan sendiri, kalau dilaksanakan terlalu cepat seperti ini, karena siswa mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Meskipun untuk guru mata pelajaran yang dijadikan percontohan akan ada pelatihan dan bimbingan dari dinas nantinya.
Disebutkannya, kalau di Lombok Timur tempatnya mengajar, untuk tahap sosialisasi kurikulum 2013 ini, hanya ada tiga mata pelajaran yang dijadikan proyek percontohan penerapan kurikulum 2013 yaitu mata pelajaran sejarah, matematika, dan bahasa inggeris. (dys)




Tidak ada komentar: