Mengantisipasi
munculnya berbagai konflik antar warga menjelang pelaksanaan pemilukada Lombok
Barat terus dimatangkan oleh berbagai jajaran, salah satunya ialah
Kesbangpodagri Lombok Barat. Ditemui Suara
NTB selasa (27/8) pagi, Kepala
Kesbangpoldagri Lombok Barat melalui Kepala Bidang Kewaspadaan, I Ketut
Sandiyasa SE menjelaskan potensi konflik menjelang pemilukada di Lombok Barat
memang sudah terlihat, meskipun sebelumnya, berbagai konflik lebih duluan muncul
seperti konflik-konflik tambang baik tambang emas, tambang pasir dan batu di
sekotong. Namun begitu, pemerintah pada tehun 2010 telah mengambil berbagai
langkah-lengkah dalam bentuk kebijakan untuk menangani konflik pertambangan
tersebut. Salah satu kebijakan yang dibuat pemerintah Lombok Barat ialah dengan
mengizinkan warga sekitar untuk melakukan aktifitas penambangan, sehingga
dikeluarkanlah izin penambangan rakyat pada saat itu.
Menjelang Pemilukada
ini, I Ketut Sandiyasa, SE mengaku pihaknya telah melakukan upaya-upaya
preventif untuk mencegah timbulnya konflik di tataran grass root. Seperti yang kita deteksi kemarin ialah Potensi konflik
antar elit politik mengenai adanya klaim dominasi incumben dalam pemasangan
baliho calon bupati tertentu yaitu adanya
keberatan salah satu pasangan yang merasa dirugikan. Terkait dengan persitiwa
ini, kami telah melakukan mediasi
musyawarah duduk bersama KPU, Panwaslu, bersama aparat TNI-Polisi. Dan
Alhamdulillah kini sudah ditangani oleh panwaslu. Selain itu, kami juga
menyerap berbagai aspirasi masyrakat dan berbagai saran yang diajukan kepada
kami, dan kami menyikapi aspirasi tersebut dengan arif dan bijaksana. Selain
itu, salah satu strategi untuk mengetahui potensi dini konflik di Lombok Barat
ialah dengan melakukan sinergi bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD),
membentuk Forum Kewaspadaan Daerah (FKD) dan membentuk Komunitas Intelejen
Daerah (Kominda).
Pihaknya berharap
kepada semua tokoh politik yang ada di Lobar, supaya memberikan contoh dan
teladan baik kepada masyarakat. Harus ada pendidikan politik yang diberikan ke
masyarakat, jangan sampai ada jabatan disalahgunakan untuk
kepentingan-kepentingan praktis politik, karena biasanya, konflik muncul lewat
sana. Sandiyasa juga menghimbau kepada calon
pemilih potensial untuk mengikuti semua proses-proses pemilukada dan ikut
berpartisipasi pada pemilukada lobar, “intinya ialah peran rekan-rekan semua untuk ikut
berpatisipasi dalam menjaga iklim
demokrasi Lombok Barat dengan menyukseskan pemilukada Lobar,
serta jangan sampai sampai pilihan
yang berbeda membuat kita terpecah belah”.
Sementara
itu, terpisah Dandim 1606 Lombok Barat, Letkol Inf. Djarrot Suharso, SIP
mengaku pihaknya siap mengamankan Pemilukada Lobar. Dirinya sudah meminta pasukannya
untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan timbulnya konflik pada pemilukada
besok. “Untuk pengamanan pilkada lobar, kami Sudah siapkan empat Koramil yang masing-masing
sudah berkoordinasi dengan Polsek. Untuk deteksi dini terjadinya konflik di Lobar,
kami sudah perintahkan pasukan Bintara Pembina Desa (Babinsa), karena Babinsa kan
mereka menguasai satu wilayah di desa itu, ada juga Babinsa yang menguasai dua
desa. Nah itu kalau ada gejolak-gejolak kecil, mereka akan langsung laporkan kepada
saya selaku Dandim dan kami koordinasikan dengan kapolres Lobar”, ujarnya.
Lebih
lanjut, Djarrot menjelaskan, sampai sejauh ini, deteksi dini konflik di
tengah-tengah masyarakat sudah aman, kita sudah memberikan arahan kepada
masyrakat untuk terus menjaga diri dari berbagai isu yang berpotensi memecah
belah. Selain itu, dirinya juga telah menghimbau kepada anggotanya (TNI, red) untuk selalu menjaga netralitas
pada saat Pilkada nanti digelar. (dys)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar