Mataram, (Suara NTB)
Pengurus
Wilayah NU NTB, melalui sekretarisnya Ir. H. Lalu Winengan, MM, secara tegas
menolak keberadaan ormas Fron Pembela Islam (FPI) di NTB. Ketika dikunjungi Suara NTB di kediamannya, sore kemarin, dirinya
mengatakan, kehadiran FPI di sini (NTB, red)
bisa merusak kondusifitas daerah kita. Seperti yang dilakukan oleh FPI di Tegal
beberapa waktu lalu. Dirinya berharap , aparat kepolisian harus tanggap dan
mewaspadai ancaman ormas-ormas yang sering membuat masyarakat resah.
Selain
itu, menanggapi tingginya tingkat kriminalitas di NTB bedasarkan hasil laporan
yang dikeluarkan oleh Mabes Polri Minggu (11/8) lalu, Winengan menyatakan bahwa,
masuknya NTB sebagai daerah dengan tingkat kriminalitas yang cukup tinggi di
bawah Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Sulawesi Selatan, dikarenakan
oleh adanya isu terorisme di Bima. Padahal menurutnya, terorisme di NTB tidak
ada. Dirinya justeru mengkhawatirkan, terorisme yang diisukan banyak di Bima
tersebut merupakan pesanan pihak-pihak tertentu yang ingin merusak kondusifitas
NTB, terlebih sekarang geliat pariwisata NTB cukup melonjak. “terorisme di Bima
itu tidak ada” ujarnya.
Winengan
juga memberikan apresiasi kepada Kapolda
NTB yang telah menutup kafe dan tempat hiburan selam bulan Ramadan kemarin, dan
itu merupakan salah satu prestasi kepolisian daerah kita dibuktikan dengan
komitmen untuk memberantas segala bentuk tindak kejahatan.
Lebih
lanjut, Winengan yang juga ketua
Asosiasi Pedagang Kaki Lima (APKLI) NTB ini menyampaikan apresiasi terkait
penutupan sementara Senggigi Beach oleh Kapolda NTB yang tidak mengizinkan
salah seorang karyawannya untuk salat Jum’at pada 26 Juli lalu, karena pelarangan
menjalankan ibadah dengan berbagai bentuknya, merupakan tindakan melawan HAM.
Dirinya berharap, General Manager Senggigi Beach, Felix, segera dideportasi ke
Negara asalnya karena sudah tidak pantas tinggal di NTB yang terkenal religius
ini. (dys)
,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar