KANGGOK'M TADAHN ?

Rabu, 02 Oktober 2013

Dibangun Atas Kebutuhan Masyarakat


Berawal dari adanya keinginan masyarakat Desa Sebenge, Praya yang menginkan adanya sebuah lembaga pendidikan sebagai tempat menimba ilmu bagi putra-putri mereka, membuat seorang ulama’ karismatik asal Desa Sebenge, Praya TGH. Abdul Hanan Al-Waqi’ (alm) pada 1995 silam berinisiatif mendirikan sebuah lembaga pendidikan bagi masyarakat sekitar desa Sebenge, Praya. Kondisi memperihatinkan berupa jarak tempuh yang dilalui oleh warga yang ingin bersekolah dirasa cukup jauh pada saat itu memotivasi TGH. Abdul Hanan Al-Waqi’ (alm) bersama masyarakat lainnya untuk memprakarsai berdirinya pondok pesantren Al-Hannaniyah NW Sebenge Praya.
Seperti yang diceritakan oleh Zaenuddin, QH, S.Pdi kepala sekolah MTs. Al-Hananiyah NW Sebenge, ditemui Suara NTB kemarin (3/10). Menurutnya, jarak tempuh yang terlalu jauh antara sekolah yang ada waktu itu dengan tempat tinggal warga menjadi alasan utama berdirinya ponpes Al-Hannaniyah NW Sebenge Praya ini. Selain tentunya didasari kesadaran masyarakat Desa Sebenge, Praya akan pentingnya pendidikan bagi anak-anak mereka.
Pada awal berdirinya ponpes Al-Hannaniyah NW Sebenge Praya langsung mendapatkan respon positif dari masyarakat, meskipun pada saat itu terbatas hanya pada satu kelas. Namun di tahun kedua berdirinya ponpes, ditambah menjadi dua kelas. Begitu seterusnya sampai dengan sekarang ini ponpes mampu menampung keseluruhan siswa-siswi MTs, dan MA yang berjumlah kurang lebih dua ratus orang terangnya. Selain itu, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pun berdiri satu atap.
Seperti kekhasan pada ponpes umumnya, ponpes Al-Hannaniyah NW Sebenge Praya pun memiliki ciri khas tersendiri. Dengan sistem dan pola belajar yang mengacu pada sistem yang telah ditentukan oleh pemerintah yaitu berupa pola pengintegrasian antara pelajaran agama yang menjadi ciri khas pondok dengan pelajaran umum sebagaimana yang ditetapkan pemerintah menjadikan ponpes Al-Hannaniyah NW Sebenge Praya semakin diminati. Santrinya pun tidak hanya berasal dari desa Sebenge tetapi juga dari luar desa. “Kebanyakan mereka dari Lombok bagian selatan”. 
Untuk mendukung kapasitas santrinya, setiap sore ponpes Al-Hannaniyah NW Sebenge Praya mengajarkan kitab kuning kepada seluruh santrinya. Meskipun kegiatan ini belum diwajibkan dan terbatas hanya pada santri yang menetap di ponpes, namun kegiatan mengaji kitab kuning ini menjadi salah satu andalan yang diminati oleh para santri. Di luar rutinitas mengaji kitab kuning yang diadakan setiap sorenya, juga diadakan kegiatan ekstrakurikuler lainnya seperti pencak silat bela diri, dan kasidah.
Berbagai raihan prestasi pun diraih lewat kegiatan tersebut. Di antaranya ialah kegiatan pencak silat. Bahkan salah seorang santrinya pun pernah ikut kejuarnas lomba pencak silat. “sekarang sudah jadi atlet dan sedang kuliyah di IKIP” terangnya. Tidak hanya itu, tim kasidah ponpes Al-Hannaniyah NW Sebenge Praya tercatat pernah menjuarai lomba kasidah tingkat MA yang diselenggarakan oleh IAIN. Alhamdulillah kita waktu itu dapat juara dua.
Ke depan, pihaknya berharap agar peningkatan kualitas dan kuantitas santrinya bisa terus berkembang. Dan mampu mengimplementasikan visi misi ponpes guna mencetak santri-santriwati yang berakhlak mulia dan terpuji. (dys)


Tidak ada komentar: