KANGGOK'M TADAHN ?

Rabu, 02 Oktober 2013

Komunitas Pecinta Alam (KPA) Belajar dengan Memahami Alam


Mataram (suara NTB)
Banyak cara dilakukan oleh orang untuk belajar. Di antaranya ialah belajar di alam terbuka melalui mendaki gunung. Belajar di alam terbuka diyakini banyak orang sebagai tempat yang efektif untuk mengenal alam dan berbagai bentuk ciptaan makhluk Tuhan lainnya. Hal itu selain sebagai media untuk menambah wawasan secara kognitif, juga untuk memperkuat spiritualitas seseorang. Karena dengan melihat alam di atas puncak gunung, para pendaki bisa melihat keluasan kekuasaan Tuhan.
Seperti halnya juga yang diyakini oleh Komunitas Pencinta Alam (KPA) IAIN Mataram beberapa waktu lalu dengan mengggelar pendakian gunung bersama para pengurus KPA dan anggota baru KPA. Pendakian dilakukan di salah satu gunung tertinggi di Lombok sekaligus juga di Indonesia yaitu gunung Rinjani. Gunung Rinjani dipilih karena selain tersohor sebagai salah satu gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian mencapai 3.726 m, juga mempunyai banyak nilai sejarah yang berbalut dengan mistik. Meskipun demikian, hal itu tidak menyurutkan langkah para pendaki gunung yang tergabung dalam Komunitas Pencinta Alam (KPA) IAIN untuk melakukan pendakian.
Seperti yang disampaikan oleh Sekretaris Umum Komunitas Pencinta Alam (KPA) IAIN, Ahmad Saiful Wardi ditemui Suara NTB siang kemarin (2/10). Dirinya mengatakan bahwa kegiatan pendakian gunung ini merupakan agenda tahunan para pengurus KPA. Biasanya, yang ikut dalam rombongan pendakian tidak hanya berasal dari pengurus KPA dan anggota baru KPA, namun bisa juga berasal dari mahasiswa secara umum dari lintas organisasi. “gak ada keterikatan untuk ikut mendaki, siapa saja boleh” terangnya. Dikatakannya, pendakian kemarin dilakukan di gunung rinjani, karena menurutnya gunung rinjani sangat menantang bila dibandingkan dengan gunung lainnya di Lombok. 
Selain itu, pendakian ini dihajatkan agar mahasiswa yang tergabung dalam KPA ini dapat mencintai alam dan lingkungan sekitarnya. Karena hanya dengan memiliki rasa cinta, akan tumbuh rasa kesadaran untuk terus melestarikan alam. “Melestarikan alam berarti memelihara kehidupan umat manusia secara keseluruhan” tuturnya.
Lebih lanjut Ahmad Saiful Wardi berharap agar semua elemen baik itu mahasiswa, masyarakat umum dan pemerintah sebagai pemegang kebijakan agar lebih memperhatikan kondisi lingkungan sekitar. Karena menurutnya, keberlanjutan kehidupan generasi ke depan akan baik jika didukung oleh sistem hidup yang baik pula. Salah satunya ialah sistem cara berhubungan manusia dengan alam sekitar. Menurutnya, pola komunikasi dalam menjalani hubungan antar sesama makhluk Tuhan harus dirubah. Komunikasi satu arah dalam rangka memenuhi salah satu kepentingan harus berubah menuju pola komunikasi yang saling menguntungkan antar sesama. Sehingga alam tidak merasa dirugikan dengan berbagai tindakan manusia yang terbilang eksploitatif, begitu juga manusia tidak merasa dirugikan dengan keganasan alam yang kerapkali ditunjukkan tiap musimnya. “Karena selama ini, berbagai macam musibah bencana alam diakibatkan oleh tangan-tangan manusia sendiri”, ungkapnya. (dys)



Tidak ada komentar: