Mataram (suara NTB)
Banyak cara dilakukan oleh orang
untuk belajar. Di antaranya ialah belajar di alam terbuka melalui mendaki
gunung. Belajar di alam terbuka diyakini banyak orang sebagai tempat yang
efektif untuk mengenal alam dan berbagai bentuk ciptaan makhluk Tuhan lainnya.
Hal itu selain sebagai media untuk menambah wawasan secara kognitif, juga untuk
memperkuat spiritualitas seseorang. Karena dengan melihat alam di atas puncak
gunung, para pendaki bisa melihat keluasan kekuasaan Tuhan.
Seperti halnya juga yang diyakini
oleh Komunitas Pencinta Alam (KPA) IAIN Mataram beberapa waktu lalu dengan
mengggelar pendakian gunung bersama para pengurus KPA dan anggota baru KPA.
Pendakian dilakukan di salah satu gunung tertinggi di Lombok sekaligus juga di Indonesia
yaitu gunung Rinjani. Gunung Rinjani dipilih karena selain tersohor sebagai
salah satu gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian mencapai 3.726 m, juga mempunyai banyak nilai sejarah yang
berbalut dengan mistik. Meskipun demikian, hal itu tidak menyurutkan langkah
para pendaki gunung yang tergabung dalam Komunitas Pencinta Alam (KPA) IAIN
untuk melakukan pendakian.
Seperti yang disampaikan oleh
Sekretaris Umum Komunitas Pencinta Alam (KPA) IAIN, Ahmad Saiful Wardi ditemui Suara NTB siang kemarin (2/10). Dirinya
mengatakan bahwa kegiatan pendakian gunung ini merupakan agenda tahunan para
pengurus KPA. Biasanya, yang ikut dalam rombongan pendakian tidak hanya berasal
dari pengurus KPA dan anggota baru KPA, namun bisa juga berasal dari mahasiswa
secara umum dari lintas organisasi. “gak ada keterikatan untuk ikut mendaki,
siapa saja boleh” terangnya. Dikatakannya, pendakian kemarin dilakukan di
gunung rinjani, karena menurutnya gunung rinjani sangat menantang bila
dibandingkan dengan gunung lainnya di Lombok.
Selain itu, pendakian ini
dihajatkan agar mahasiswa yang tergabung dalam KPA ini dapat mencintai alam dan
lingkungan sekitarnya. Karena hanya dengan memiliki rasa cinta, akan tumbuh
rasa kesadaran untuk terus melestarikan alam. “Melestarikan alam berarti
memelihara kehidupan umat manusia secara keseluruhan” tuturnya.
Lebih lanjut Ahmad Saiful Wardi
berharap agar semua elemen baik itu mahasiswa, masyarakat umum dan pemerintah sebagai
pemegang kebijakan agar lebih memperhatikan kondisi lingkungan sekitar. Karena
menurutnya, keberlanjutan kehidupan generasi ke depan akan baik jika didukung
oleh sistem hidup yang baik pula. Salah satunya ialah sistem cara berhubungan
manusia dengan alam sekitar. Menurutnya, pola komunikasi dalam menjalani
hubungan antar sesama makhluk Tuhan harus dirubah. Komunikasi satu arah dalam
rangka memenuhi salah satu kepentingan harus berubah menuju pola komunikasi
yang saling menguntungkan antar sesama. Sehingga alam tidak merasa dirugikan
dengan berbagai tindakan manusia yang terbilang eksploitatif, begitu juga
manusia tidak merasa dirugikan dengan keganasan alam yang kerapkali ditunjukkan
tiap musimnya. “Karena selama ini, berbagai macam musibah bencana alam
diakibatkan oleh tangan-tangan manusia sendiri”, ungkapnya. (dys)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar