KANGGOK'M TADAHN ?

Rabu, 02 Oktober 2013

Proteksi Para Petani Kedelai


Pentingnya proteksi terhadap lahan pertanian guna menjamin ketersediaan kedelai harus menjadi isu strategis pemerintah sekarang ini baik di tingkat pusat maupun daerah. Pasalnya, ketersediaan lahan menjadi salah satu masalah yang harus diperhatikan. Tidak hanya itu, tingkat partisipasi para petani untuk menanam kedelai juga mempengaruhi ketersediaan lahan. Hal itu tentu mempunyai banyak sebab salah satunya ialah faktor harga jual kedelai yang rendah. Seperti yang diakui oleh gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi saat panen raya kedelai beberapa waktu lalu. Dirinya menyebutkan bahwa pada tahun 2008 silam, areal persawahan yang dijadikan lahan penanaman kedelai sebanyak 100.000 hektar, namun sekarang mengalami penurunan dan tersisa hanya sekitar 46.000 sampai dengan 50.000 hektar. Sementara itu, pada kurun waktu sepuluh tahun terakhir secara nasional luas lahan pertanian yang dijadikan lahan penanaman kedelai pertahunnya  mencapai luas 1,6 juta hektar. Namun sekarang, luas lahan tersebut hanya tersisa 700.000 hektar pertahun secara  nasional. Tentu berkurangnya luas lahan ini akibat dari para petani yang mulai enggan menanam kedelai. Hal itu disebabkan oleh harga kedelai yang tidak menentu.
Ketua Departemen Kajian Strategis Nasional DPP Serikat Petani Indonesia (SPI), Ahmad Ya’kub ketika dihubungi Suara NTB kemarin menilai bahwa krisis kedelai yang saat ini melanda merupakan buah dari kesalahan arah kebijakan ekonomi dan pertanian pemerintah kita. Dirinya mencontohkan dalam kasus penghapusan bea impor kedelai misalnya merupakan arah kebijakan yang salah. Menurutnya, kebijakan pengahapusan bea impor kedelai tersebut mengakibatkan turunnya produksi kedelai dalam negeri yang selama ini kurang dari satu juta ton pertahunnya, padahal kebutuhan kedelai secara nasional lebih dari tiga juta ton pertahunnya.
Dirinya berharap, pemerintah segera melakukan langkah strategis dalam rangka meningkatkan produksi kedelai lokal. “Produksi kedelai harus ditingkatkan kembali dengan memastikan insentif bagi petani yang menanam kedelai. Meningkatkan luas lahan produksi dan memberikan pelatihan serta dukungan bagi para petani kedelai. Hal ini tentunya, harus ditopang dengan pembangunan infrastruktur seperti jalan, irigasi dan jembatan yang disertai benih berkualitas, teknologi pertanian dan jaminan harga yang pantas bagi petani. (dys)


Tidak ada komentar: