Pentingnya proteksi terhadap
lahan pertanian guna menjamin ketersediaan kedelai harus menjadi isu strategis
pemerintah sekarang ini baik di tingkat pusat maupun daerah. Pasalnya,
ketersediaan lahan menjadi salah satu masalah yang harus diperhatikan. Tidak
hanya itu, tingkat partisipasi para petani untuk menanam kedelai juga
mempengaruhi ketersediaan lahan. Hal itu tentu mempunyai banyak sebab salah
satunya ialah faktor harga jual kedelai yang rendah. Seperti yang diakui oleh gubernur
NTB Muhammad Zainul Majdi saat panen raya kedelai beberapa waktu lalu. Dirinya
menyebutkan bahwa pada tahun 2008 silam, areal persawahan yang dijadikan lahan
penanaman kedelai sebanyak 100.000 hektar, namun sekarang mengalami penurunan
dan tersisa hanya sekitar 46.000 sampai dengan 50.000 hektar. Sementara itu,
pada kurun waktu sepuluh tahun terakhir secara nasional luas lahan pertanian
yang dijadikan lahan penanaman kedelai pertahunnya mencapai luas 1,6 juta hektar. Namun
sekarang, luas lahan tersebut hanya tersisa 700.000 hektar pertahun secara nasional. Tentu berkurangnya luas lahan ini
akibat dari para petani yang mulai enggan menanam kedelai. Hal itu disebabkan
oleh harga kedelai yang tidak menentu.
Ketua Departemen Kajian Strategis
Nasional DPP Serikat Petani Indonesia (SPI), Ahmad Ya’kub ketika dihubungi Suara NTB kemarin menilai bahwa krisis
kedelai yang saat ini melanda merupakan buah dari kesalahan arah kebijakan
ekonomi dan pertanian pemerintah kita. Dirinya mencontohkan dalam kasus penghapusan
bea impor kedelai misalnya merupakan arah kebijakan yang salah. Menurutnya,
kebijakan pengahapusan bea impor kedelai tersebut mengakibatkan turunnya
produksi kedelai dalam negeri yang selama ini kurang dari satu juta ton
pertahunnya, padahal kebutuhan kedelai secara nasional lebih dari tiga juta ton
pertahunnya.
Dirinya berharap, pemerintah
segera melakukan langkah strategis dalam rangka meningkatkan produksi kedelai
lokal. “Produksi kedelai harus ditingkatkan kembali dengan memastikan insentif
bagi petani yang menanam kedelai. Meningkatkan luas lahan produksi dan
memberikan pelatihan serta dukungan bagi para petani kedelai. Hal ini tentunya,
harus ditopang dengan pembangunan infrastruktur seperti jalan, irigasi dan
jembatan yang disertai benih berkualitas, teknologi pertanian dan jaminan harga
yang pantas bagi petani. (dys)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar