KANGGOK'M TADAHN ?

Sabtu, 21 Desember 2013

Batik Sasambo Cukup Diminati


Perkembangan industri batik di NTB dalam beberapa tahun terakhir cukup menggembirakan, hal itu setidaknya terlihat dari bermunculannya industri-indsutri baru perbatikan di NTB. Salah satunya ialah industri batik Sasambo Bumi Gora (SBG).
Industri batik yang kini beroperasi di komplek perumahan Griya Asri, Perampuan, Labuapi ini menjadi satu dari sekian banyak industri batik di NTB yang mempunyai ciri khusus bila dibandingkan dengan industri batik lainnya. Ditemui dalam sebuah acara Juma’at kemarin (15/11), Dewi salah seorang penggagas berdirinya batik Sasambo Bumi Gora (SBG) mengaku batik miliknya memiliki ciri khusus yang membedakannya dengan batik lainnya. Mulai dari segi penamaan hasil industri batiknya yang lekat dengan dengan kekhasan daerah NTB, sampai pada motif di setiap lembaran batik yang di produksinya. “batik sasambo merupakan batik yang didasari atas keragaman masyarakat NTB yang terdiri dari berbagai etnis suku dan budaya seperti suku sasak, samawa, dan mbojo. Oleh karenanya batik hasil industri kami diberi nama batik sasambo (sasak-samawa-mbojo) terangnya.
Sedangkan motifnya sendiri tidak terlepas dari ciri tiga kebudayaan dari suku berbeda tersebut, seperti motif budaya peresean, lumbung/berugak, padi, kangkung, dari suku sasak. Ada juga motif batik dengan corak hewan seperti rusa, dan kerbau untuk Sumbawa. Tidak hanya itu, motif jagung, rumput laut dan berbagai motif flora fauna khas NTB pun disediakan. Dengan kreasi batik khas NTB miliknya ini, pemerintah dareah pun menyambut positif dengan mengarahkan instansi pemerintah untuk menggunakan batik miliknya.

Lebih lanjut Dewi mengaku untuk satu kain batik tulis miliknya, dirinya menjualnya dengan harga 225.000 rupiah. Proses pembuatannya yang lama memakan waktu hampir satu minggu lebih menjadikan batik tulisnya menjadi lumayan mahal jika dbandingkan dengan batik pada umumnya. “kalau soal harga, karena pembuatannya cukup lama dan ditulis dengan tengan membuatnya agak mahal. Namun ungkapnya, harga tersebut setimpal dengan kualitas batik yang dibuat menggunakan tulis tangan”. Dirinya meminta masyarakat jangan tertipu ketika membeli batik, selama ini masyarakat sering salah kaprah membeli batik murah harga 30 sampai 50 ribu, padahal itu bukan batik namun hanya motifnya saja yang batik. Dirinya menerangkan yang disebut batik ialah jika dilihat dari proses pembuatannya seperti dimulai dari proses pmbatikan pada kain putih sampai seterusnya. Itulah yang disebut batik bukan hanya motifnya”. (dys)

Tidak ada komentar: