Perkembangan industri batik di
NTB dalam beberapa tahun terakhir cukup menggembirakan, hal itu setidaknya
terlihat dari bermunculannya industri-indsutri baru perbatikan di NTB. Salah
satunya ialah industri batik Sasambo Bumi Gora (SBG).
Industri batik yang kini
beroperasi di komplek perumahan Griya Asri, Perampuan, Labuapi ini menjadi satu
dari sekian banyak industri batik di NTB yang mempunyai ciri khusus bila
dibandingkan dengan industri batik lainnya. Ditemui dalam sebuah acara Juma’at
kemarin (15/11), Dewi salah seorang penggagas berdirinya batik Sasambo Bumi
Gora (SBG) mengaku batik miliknya memiliki ciri khusus yang membedakannya
dengan batik lainnya. Mulai dari segi penamaan hasil industri batiknya yang
lekat dengan dengan kekhasan daerah NTB, sampai pada motif di setiap lembaran
batik yang di produksinya. “batik sasambo merupakan batik yang didasari atas
keragaman masyarakat NTB yang terdiri dari berbagai etnis suku dan budaya
seperti suku sasak, samawa, dan mbojo. Oleh karenanya batik hasil industri kami
diberi nama batik sasambo (sasak-samawa-mbojo) terangnya.
Sedangkan motifnya sendiri tidak
terlepas dari ciri tiga kebudayaan dari suku berbeda tersebut, seperti motif
budaya peresean, lumbung/berugak, padi, kangkung, dari suku sasak. Ada juga
motif batik dengan corak hewan seperti rusa, dan kerbau untuk Sumbawa. Tidak
hanya itu, motif jagung, rumput laut dan berbagai motif flora fauna khas NTB
pun disediakan. Dengan kreasi batik khas NTB miliknya ini, pemerintah dareah
pun menyambut positif dengan mengarahkan instansi pemerintah untuk menggunakan
batik miliknya.
Lebih lanjut Dewi mengaku untuk
satu kain batik tulis miliknya, dirinya menjualnya dengan harga 225.000 rupiah.
Proses pembuatannya yang lama memakan waktu hampir satu minggu lebih menjadikan
batik tulisnya menjadi lumayan mahal jika dbandingkan dengan batik pada
umumnya. “kalau soal harga, karena pembuatannya cukup lama dan ditulis dengan
tengan membuatnya agak mahal. Namun ungkapnya, harga tersebut setimpal dengan
kualitas batik yang dibuat menggunakan tulis tangan”. Dirinya meminta
masyarakat jangan tertipu ketika membeli batik, selama ini masyarakat sering
salah kaprah membeli batik murah harga 30 sampai 50 ribu, padahal itu bukan
batik namun hanya motifnya saja yang batik. Dirinya menerangkan yang disebut
batik ialah jika dilihat dari proses pembuatannya seperti dimulai dari proses
pmbatikan pada kain putih sampai seterusnya. Itulah yang disebut batik bukan
hanya motifnya”. (dys)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar