Gebyar Budaya NTB 2013
benar-benar akan menjadi ajang bagi insan pecinta seni dan budaya deluruh
kabupetan/kota di NTB untuk menampilkan berbagai kreasi cipta seni mereka. Mulai
dari seni musik, tari, puisi, kesenian wayang, rudat, dan teater. Bertempat di
Taman Budaya NTB, mereka akan tampil mulai dari tanggal 15 sampai 16 Nopember.
Salah satu sanggar yang mendapatkan kehormatan untuk tampil pada Gebyar Budaya
NTB 2013 kali ini ialah sanggar seni Santoana asal kabupaten Sumbawa Barat
(KSB).
Sanggar seni Santoana akan
membawakan sejumlah tarian khas kabupaten Sumbawa Barat (KSB) seperti Tari
Dedara Kemang Tonjong yang dipadu dengan berbagai instrumen modern sebagai
tambahan guna kesempurnaan tariannya. Tidak hanya itu, perpaduan jenis tari
tradisional dan modern tersebut sebagai salah satu strategi mempertahankan
tarian agar tidak punah ditelan oleh modernisme yang kian mengahantui
eksistensi insan seni dan budaya.
Ditemui Suara NTB Jum’at pagi (15/11), ketua Sanggar seni Santoana
Nurhayati, S.Pd, yang turut mendampingi anak didiknya yang akan tampil dalam
pentas Gebyar Budaya NTB 2013 menceritakan bahwa tarian Tari Dedara Kemang
Tonjong yang akan dibawakan anak didiknya mempunyai pesan yang cukup dalam.
Secara literar akunya, Tari Dedara Kemang Tonjong berarti tari putri bunga
teratai yang memiliki pesan penting bagi pencitraan daerah kabupaten Sumbawa
Barat (KSB) sebagai salah satu daerah yang kini sedang berbenah diri di bidang
pariwisata. Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) ungkapnya dalam tarian tersebut
merupakan daerah yang sangat ramah dan damai, sehingga demikian, setiap orang
wajib untuk berkunjung melihat dan bercengkerama dengan masyarakat KSB. Dengan
berbagai destinasi pariwisata yang ada di sana, tidak salah kiranya kalau KSB
manjadi daerah pariwisata baru yang
layak dikunjungi. Oleh karenanya, pesan itulah yang ingin kami tampilkan dalam
pentas kali terang perempuan 65 tahun ini.
Lebih lanjut Nurhayati yang juga
pernah mendapatkan anugerah sebagai seniman berprestasi dari Gubernur pada 2011
dan 2012 silam ini mengaku kalau Tari Dedara Kemang Tonjong tidak hanya
ditampilkan dalam even-even seperti ini, namun di banyak tempat Tari Dedara
Kemang Tonjong sering tampil dalam acara-acara resmi pemerintah daerah, pada
acara pernikahan dan lain sebagainya. “kami selalu mendapatkan kehormatan untuk
tampil dalam berbagai kesempatan di KSB”. Dirinya yang dalam Gebyar Budaya NTB
2013 ini mengaku membawa 20 orang penari terbaik dari sanggarnya terdiri dari
siswa-siswi SD, SMP, SMA dan umum berjanji akan memberikan penampilan yang
terbaik kepada seluruh penonton yang hadir.
Namun demikian, di tengah rasa
optimisme tampil di depan para penonton Gebyar Budaya NTB 2013, ada satu rasa
kekhawatiran yang kini terus menghantui pensiunan guru sekolah dasar di KSB ini
di antaranya ialah ketakutannya terhadap generasi berikutnya yang tidak lagi
mengenal budayanya sendiri. Dirinya mengaku sangat sedih melihat banyaknya
budaya yang hilang tertelan ganasnya zaman. “saya ini sudah tua umur 65 tahun,
siapa yang akan melanjutkan saya ke depan”. Ole karena itu, dirinya berharap
semua kalangan memberikan perhatian serius terhadap pembinaan dan pengembangan
budaya dalam rangka melestarikan kebudayaan dari ancaman kepunahan. “porsi
perhatian pemerintah daerah sekarang ini kan cenderung lebih besar pada
olahraga saja, namun untuk kesenian dan kebudayaan sangat memperihatinkan
karena tidak popular” akunya. (dys)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar