KANGGOK'M TADAHN ?

Sabtu, 21 Desember 2013

Museum Dapat Menjadi Pusat Informasi yang Komunikatif


Keberadaan museum daerah NTB selama masih belum maksimal dikelola, padahal jika dikelola dengan baik museum bisa menjadi tempat yang sangat berharga sebagai pusat informasi dan sebagai pusat pendidikan, hal itu mengingat museum sangat kaya dengan berbagai nilai yang jika itu mampu ditransformasikan bisa meningkatkan kualitas masyarakat NTB.
Usai menghadiri kegiatan ‘Museum Gathering Family’, HJ. Erica Zainul Majdi dalam keterangan persnya Rabu pagi (27/11) mengaku bahwasanya museum NTB sangat potensial menciptakan SDM NTB yang berkualitas. Pasalnya, museum sangat kaya dengan infromasi. Tidak hanya itu, museum juga dapat dijadikan sebagai pusat informasi yang komunikatif dalam artian semua benda-benda berharga koleksi museum pada dasarnya mampu berkomunikasi dengan setiap pengunjung yang ada. Dirinya mencontohkan beberapa koleksi museum yang mempunyai nilai sejarah tinggi yang secara tidak langsung bercerita kepada setiap pengunjung museum. “berbagai motif dan corak koleksi museum NTB ini bisa dijadikan medium penyampaian informasi yang komunikatif”. Namun ungkapnya, yang penting diketahui oleh para pengunjung ialah informasi yang bersifat filosofis dari tiap-tiap koleksi museum.
Lebih dari itu, Erica Zainul Majdi mengungkapkan dengan sumber daya masyarakat NTB yang ada sekarang, sebenarnya dapat berperan dalam rangka menciptakan museum sebagai pusat informasi yang komunikatif seperti halnya pada aspek kebudyaan. “SDM NTB dalam aspek kebudayaan cukup potensial, itu bisa digunakan untuk menginformasikan nilai-nilai kebudayaan yang informatif terhadap para pengunjung”.
Erica Zainul Majdi juga memberikan saran kepada para pejabat lingkup museum agar tidak terjebak pada persoalan konvensional berupa minimnya anggaran yang didapat oleh museum setiap tahunnya. Karena persoalan anggaran pada dasarnya bukan persoalan inti yang harus diselesaikan. “saya sangat confidence jika museum sudah berbuat banyak, pasti banyak pihak akan melirik  museum sebagai aset yang potensial. Jadi anggaran itu persoalan nomor dua, yang penting sekarang berbuat”. (dys)



Tidak ada komentar: