Berdasarkan kebijakan rektor
Universitas Mataram, mulai 1 Januari tahun 2014 mendatang, kampus Universitas
Mataram akan ditutup untuk masyarakat umum yang tidak mempunyai kepentingan. Hal
itu bertujuan agar kampus terjaga dari berbagai tindakan kejahatan yang kian
marak di area kampus sehingga berakibat pada hilangnya rasa aman di
tengah-tengah kampus. Selain itu, kebijakan tersebut juga bertujuan agar kampus
terjaga kebersihannya dari para pedagang kaki lima yang selama ini marak
berjualan di Unram.
Hal itu diungkapkan Humas
Universitas Mataram, Drs. Helmy Fuadi, MM, ditemui Senin siang (2/12).
Menurutunya, kebijakan penutupan jalan bagi masyarakat umum yang tidak memiliki
kepentingan dengan Unram dibuat setelah melalaui pengkajian mendalam pihaknya.
Berbagai pertimbangan seperti kemanan kampus, kenyamanan dan kebersihan kampus
menjadi alasan ditutupnya kampus bagi masyarakat umum. Namun ungkapnya, Unram
tidak sepenuhnya ditutup untuk masyarakat umum, karena bagi mereka yang
mempunyai kepentingan diperbolehkan memasuki Unram asalkan mereka mempunyai
identitas yang diserahkan kepada petugas. Identitas tersebut nantinya akan
ditukar dengan kartu khusus yang diperuntukkan bagi tamu-tamu yang mempunyai
kepentingan dengan Unram. Dengan demikian, pada dasarnya Unram bukan ditutup
untuk umum akan tetapi memperbaiki pelayanan kepada masyarakat saja terangnya.
Lebih lanjut, Helmy Fuadi juga
menjelaskan, khusus bagi mahasiswa Unram nantinya, agar mereka bisa masuk ke
kampus cukup dengan menunjukkan kartu tanda mahasiswa mereka sudah bisa masuk
kampus. Hal itu juga berlaku bagi seluruh staf dan pegawai kampus, mereka akan
dibuatkan kartu khusus yang memungkinkan mereka bisa keluar masuk kampus.
Sementara itu, jalan yang bisa dilalui di area kampus terbagi menjadi dua
bagian, yaitu jalan majapahit dan pemuda untuk kampus unram di sebelah selatan
(kampus baru) sedang pintuk masuk menuju Unram yang berada di sebelah utara
(kampus lama) ialah berada di jalan pemuda dan Pendidikan. “jadi nantinya di
tiap-tiap pintu masuk kampus ada petugas yang menjaganya. Ketika masyarakat mau
masuk, mereka harus menunjukkan kartu
identitas termasuk juga bagi wartawan yang hendak melakukan wawancara”.
Helmy Fuadi berharap dengan
sosialisasi yang dilakukan pihaknya, masyarakat bisa menerimanya untuk
kemaslahatn bersama. Karena selama ini, di Unram hampir setiap hari pasti ada
yang kehilangan motor komputer dan berbagai fasilitas lainnya. (dys)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar