Kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler
di tengah-tengah siswa sebagai salah satu kegiatan pendukung dalam proses
belajar mengajar, keberadaannya menjadi sangat penting. Hal itu karena dalam
kegiatan tambahan di luar jam belajar tersebut, para siswa mempelajari berbagai
hal yang tentunya dapat menambah pengetahuan dan wawasan siswa, sehingga
demikian, apapun bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan oleh siswa
harus mendapat dukungan penuh. Terlebih pada kurikulum 2013 ini,
kegiatan-kegiatan belajar di luar kelas yang sebelumnya tidak terhitung dalam
jumlah jam belajar nantinya akan mendapatkan perhitungan dan penilaian yang
sama seperti belajar reguler. Tentu, dalam menentukan kegiatan ekstrakurikuler
bagi para siswanya, pihak sekolah harus menyesuaikan dengan berbagai kebutuhan
siswa. Selain itu pula harus menyesuaikan dengan kondisi ataupun potensi
lingkungan tempat keberadaan sekolah masing-masing. Seperti halnya yang
dilakukan oleh SDN 27 Ampenan.
Sekolah yang berdiri di
tengah-tengah masyarakat Sekarbela yang terbilang religius, SDN 27 Ampenan kini
mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler berupa pembinaan MTQ bagi para siswanya
yang disesuaikan denga kebutuhan siswa dan kondisi lingkungan masyarakat
sekitar. Hal itu agar sekolah sebagai institusi pendidikan berjalan beriringan
dengan kondisi masyarakat sekitar terang Kepala Sekolah SDN 27 Ampenen, Lalu
Rifa’I, kepada Suara NTB Kamis
(5/12). Menurutnya, siswa SDN 27 Ampenan banyak dari masyarakat sekitar
Sekarbela. Sehingga demikian, kegiatan ekstrakurikuler MTQ sangat pas bagi para
siswa.
Lebih lanjut Lalu Rifa’I
menuturkan bahwasanya keberadaan kegiatan ekstrakurikuler dalam bidang MTQ
selama ini cukup membantu para siswanya yang memiliki potensi dalam bidang
tersebut. Hal itu terlihat dari image SDN
27 Ampenan di luar yang selalu diidentikkan dengan kemampuan siswa dalam bidang
MTQ. Tidak heran kalau di gugus tiga kecamatan Sekarbela ini, SDN 27 Ampenan
selalu diperhitungkan dalam bidang MTQ. “unggulan kita selama ini, ya MTQ. Kalau ada perlombaan
di tingkat kecamatan, siswa-siswa kami selalu menjadi juara pada bidang MTQ
ini”. Lalu Rifa’I juga menjelaskan secara geografis, pengembangan kegiatan
ekstrakurikuler MTQ sangat sesuai dengan kondisi masyarakat Sekarbela yang
cukup religius. Tidak hanya itu, keberadaan sejumlah pondok pesantren dan
pusat-pusat pengajian di Sekarbela juga semakin mendukung kegiatan
ekstrakurikuler MTQ ini. Dirinya juga mengaku, meski sejauh ini program
pembinaan MTQ masih terkendala dengan para pelatih yang terbilang minim, namun
dirinya optimis pada 2014 mendatang program pembinaan MTQ bagi para siswanya
akan mampu melahirkan calon-calon hafiz
yang mampu bersaing di level-level yang lebih tinggi lagi. (dys)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar