KANGGOK'M TADAHN ?

Sabtu, 21 Desember 2013

Perkembangan Bahasa Asing Tidak Perlu Dirisaukan


Kekhawatiran sejumlah pihak akan tergesernya penggunaan bahasa nasional (Indonesia) di tengah semakin marak dan berkembangnya penggunaan bahasa asing di tenga-tengah masyarakat ditanggapi berbeda oleh Sekretaris Pusat Bahasa Universitas Mataram, I Made Sudjana ditemui Suara NTB beberapa waktu lalu yang mengaku bahwasanya kekhawatiran tersebut terlalu berlebihan. Padahal menurutnya, masyarakat kita (Red, Indonesia) sudah menggunakan bahasa nasional sejak kecil. Sehingga jika ada yang menyebut bahwa tren penggunaan bahasa asing di tengah-tengah masyarakat yang sekarang sudah mulai berkembang sebagai ancaman tergerusnya keberadaan bahasa nasional, itu merupakan sebuah pemikiran yang tidak memiliki landasan dan tidak berdasar sama sekali. “masyarakat kita kan sudah menggunakan bahasa nasional sejak kecil, jadi tidak perlu khawatir terhadap ancaman kepunahan tersebut”.
Selain itu, I Made Sudjana juga beranggapan bahwasanya dengan proporsi penggunaan bahasa nasional yang cukup besar digunakan setiap hari oleh masyarakat, dipastikan tidak akan mempengaruhi kemampuan berbahasa sekaligus juga tidak akan menggeser penggunaan bahasa nasional di tengah-tengah masyarakat. Pasalnya, dengan proporsi penggunaannya yang cukup besar tersebut tidak sebanding dengan proses belajar bahasa asing yang hanya memakan waktu sebentar dan tidak terus menerus. “paling kan orang belajar bahasa asing hanya satu atau dua tahun, sedangkan berkomunikasi dengan bahasa nasional hampir tiap hari digunakan, jadi nggak usah terlalu dikhawatirkan” terangnya.
Dirinya juga menyebutkan bahwa ketakutan yang terlalu berlebihan terhadap penggunaan bahasa asing oleh beberapa orang tersebut sebenarnya bukan pada persoalan penggunaan bahasa asingnya, namun terletak pada persoalan Toefl yang menjadi persyaratan dalam berbagai bursa kerja. Menurutnya, dijadikannya Toefl sebagai syarat utama dalam berbagai bursa kerja harus dilihat sebagai upaya suatu institusi atau perusahaan tertentu untuk mencari SDM yang berkualitas. Karena dengan SDM yang berkualitas, tentu dapat menguntungkan perusahaan tersebut. “tentu mereka yang bisa berbahasa asing yang dibuktikan dengan keberadaan Toefl mempunyai nilai plus yang dapat menguntungkan tidak hanya bagi perusahaan namun juga bagi diri mereka sendiri”.
Sehingga demikian, bahasa asing harusnya tidak diposisikan pada posisi yang dipertentangkan sebagai ancaman dengan keberadaan bahasa nasional, akan tetapi harus dijadikan sebagai partner dalam upaya untuk meningkatkan pengembangan SDM di Negara kita. Karena sebagaimana diketahui bahwasanya beasiswa Negara asing yang masuk sangat banyak namun tingkat serapan beasiswa asing khusus di NTB masih sangat rendah. Kebanyakan beasiswa yang harusnya menjadi jatah NTB diambil alih oleh daerah lain karena kemampuan bahasa asing masyarakat yang masih kurang. Dicontohkannya, Australia melalui USAID selama ini memberikan proporsi sebesar 30 persen beasiswa kepada lima wilayah di Indonesia diantaranya ialah NTB, NTT, Papua, Papua Barat dan Aceh. (dys)


Tidak ada komentar: