Kekhawatiran sejumlah pihak akan
tergesernya penggunaan bahasa nasional (Indonesia) di tengah semakin marak dan
berkembangnya penggunaan bahasa asing di tenga-tengah masyarakat ditanggapi
berbeda oleh Sekretaris Pusat Bahasa Universitas Mataram, I Made Sudjana
ditemui Suara NTB beberapa waktu lalu
yang mengaku bahwasanya kekhawatiran tersebut terlalu berlebihan. Padahal
menurutnya, masyarakat kita (Red,
Indonesia) sudah menggunakan bahasa nasional sejak kecil. Sehingga jika ada
yang menyebut bahwa tren penggunaan bahasa asing di tengah-tengah masyarakat
yang sekarang sudah mulai berkembang sebagai ancaman tergerusnya keberadaan
bahasa nasional, itu merupakan sebuah pemikiran yang tidak memiliki landasan
dan tidak berdasar sama sekali. “masyarakat kita kan sudah menggunakan bahasa nasional sejak kecil, jadi tidak perlu
khawatir terhadap ancaman kepunahan tersebut”.
Selain itu, I Made Sudjana juga
beranggapan bahwasanya dengan proporsi penggunaan bahasa nasional yang cukup
besar digunakan setiap hari oleh masyarakat, dipastikan tidak akan mempengaruhi
kemampuan berbahasa sekaligus juga tidak akan menggeser penggunaan bahasa
nasional di tengah-tengah masyarakat. Pasalnya, dengan proporsi penggunaannya
yang cukup besar tersebut tidak sebanding dengan proses belajar bahasa asing
yang hanya memakan waktu sebentar dan tidak terus menerus. “paling kan orang belajar bahasa asing hanya
satu atau dua tahun, sedangkan berkomunikasi dengan bahasa nasional hampir tiap
hari digunakan, jadi nggak usah
terlalu dikhawatirkan” terangnya.
Dirinya juga menyebutkan bahwa
ketakutan yang terlalu berlebihan terhadap penggunaan bahasa asing oleh
beberapa orang tersebut sebenarnya bukan pada persoalan penggunaan bahasa
asingnya, namun terletak pada persoalan Toefl yang menjadi persyaratan dalam
berbagai bursa kerja. Menurutnya, dijadikannya Toefl sebagai syarat utama dalam
berbagai bursa kerja harus dilihat sebagai upaya suatu institusi atau
perusahaan tertentu untuk mencari SDM yang berkualitas. Karena dengan SDM yang
berkualitas, tentu dapat menguntungkan perusahaan tersebut. “tentu mereka yang
bisa berbahasa asing yang dibuktikan dengan keberadaan Toefl mempunyai nilai
plus yang dapat menguntungkan tidak hanya bagi perusahaan namun juga bagi diri
mereka sendiri”.
Sehingga demikian, bahasa asing
harusnya tidak diposisikan pada posisi yang dipertentangkan sebagai ancaman dengan
keberadaan bahasa nasional, akan tetapi harus dijadikan sebagai partner dalam
upaya untuk meningkatkan pengembangan SDM di Negara kita. Karena sebagaimana
diketahui bahwasanya beasiswa Negara asing yang masuk sangat banyak namun
tingkat serapan beasiswa asing khusus di NTB masih sangat rendah. Kebanyakan
beasiswa yang harusnya menjadi jatah NTB diambil alih oleh daerah lain karena
kemampuan bahasa asing masyarakat yang masih kurang. Dicontohkannya, Australia
melalui USAID selama ini memberikan proporsi sebesar 30 persen beasiswa kepada
lima wilayah di Indonesia diantaranya ialah NTB, NTT, Papua, Papua Barat dan
Aceh. (dys)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar