KANGGOK'M TADAHN ?

Sabtu, 21 Desember 2013

Rencana Penutupan Jalan, Para Pedagang Protes


Salah satu konsekuensi dari kebijakan penutupan jalan bagi masyarakat umum oleh Unram per 1 Januari 2014 mendatang ialah pelarangan berjualan bagi pedagang kaki lima (PKL) di seluruh area kampus Unram baik PKL yang terdapat di kampus utara (Unram lama) maupun di kampus selatan (Unram baru). Pihak Unram berdalih, keberadaan PKL yang berjualan di area kampus selama ini mengganggu kenyamanan dan kebersihan kampus seperti yang disampaikan oleh Humas Unram Drs. Helmy Fuadi, MM, ditemui beberapa waktu lalu. Menurutnya, keberadaan PKL di area kampus selama ini cukup mengganggu dan membuat kampus tidak bersih. Sehingga demikian, kebijakan penutupan jalan ini dihajatkan selain untuk menjaga kebersihan juga demi keamanan dan kenyamanan kampus.
Namun di tempat terpisah, beberapa orang pedagang kaki lima yang selama ini bertahun-tahun menggantungkan hidupnya dengan berjualan di area kampus unram mengaku kecewa atas kebijakan penutupan jalan bagi masyarakat umum yang tidak memiliki kepentingan dengan unram. Seperti yang diakui oleh Erik, salah seorang pedagang pentol (cilok) yang mengaku sudah 1 tahun lebih berjualan di unram. Dirinya mengaku sangat kecewa dengan kebijakan ini. Pasalnya dirinya yang sudah berjualan dan mempunyai banyak pelanggan di unram harus rela tidak lagi berjualan di kampus akibat adanya pelarangan tersebut. Pedagang asal kota Malang yang sudah bertahun-tahun tinggal di Lombok ini mengaku pasrah dengan kebijakan yang dibuat oleh unram. “mau gimana lagi, namanya kita hanya pedagang kecil. Apapun kebijakannya kita tidak bisa berbuat apa-apa”. Selain itu, Erik menyayangkan sikap Unram yang terkesan brutal terhadap masyarakat kecil seperti dirinya dan beberapa temannya sesama pedagang.  Padahal akunya, kalau para pedagang dibebankan biaya masuk atau pajak agar mereka bisa berjualan di Unram setiap hari atau perbulannya, dirinya dan teman-temannya mengaku sanggup untuk membayar. “kalau kami membayar, itu kan memberikan tambahan juga buat Unram. Berapa pun yang pajak yang diminta oleh Unram kami sanggupa bayar” terang Erik. Erik pun mengaku sudah siap pindah jika kebijakan yang akan berlaku mulai 1 Januari tahun depan benar-benar diterapkan. “saya sudah survey beberapa kampus tempat saya berjualan nanti jika sudah tidak diperbolehkan lagi berjualan di Unram”. Sementara itu, hal senada juga diutarakan oleh Rakmah, salah seorang penjual nasi bungkus yang berjualan di area kampus Unram. Dirinya mengaku siap membayar jika Unram memintanya untuk membayar asalkan lahan tempatnya mencari  kerja selama ini tidak dilarang. (dys)


Tidak ada komentar: