Secara umum, tujuan Kurikulum 2013 ialah untuk mempersiapkan manusia indonesia, agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan efektif, serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan peradaban dunia. Dari sisi konseptual, terdapat perubahan
fundamental dalam proses belajar mengajar yang berlangsung di kelas seperti
interaksi belajar antara guru dengan murid.
Disebutkan oleh Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora)
NTB, Drs. Imhal ditemui Suara NTB
kemarin bahwa kurikulum 2013 ini memiliki aspek perubahan yang cukup
fundamental dari sisi pelaksanaan proses belajar mengajar di ruang kelas.
Disebutkannya, perubahan fundamental tersebut merupakan bentuk kesadaran untuk
mewujudkan manusia indonesia yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan efektif bagi terjadinya keberlangsungan di tengah-tengah masyarakat.
Imhal mengaku, pola pikir kurikulum 2013 pada proses belajar mengajar ialah tidak
lagi menempatkan siswa sebagai objek belajar yang justeru membuat siswa tidak
aktif. Akan tetapi kurikulum 2013 memberikan posisi kepada siswa untuk aktif
dengan menempatkan proses belajar mengajar terpusat pada peserta didik.
“Pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru tapi berpusat pada peserta didik”
sehingga dari perubahan itu terjadi pola pembelajaran interaktif baik murid
kepada guru, masyarakat, lingkungan dan sumber media lainnya”.
Lebih lanjut Imhal berharap dari
perubahan pola pikir belajar tersebut siswa mampu aktif dan mencari sumber
belajar secara mandiri terlebih lagi diperkuat dengan model pembelajaran
saintik sehingga peserta didik mampu menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana
saja seperti melalui internet dan lain sebagainya. Selain itu, ia menyebut perubahan lainnya juga akan ikut terjadi pada pola
pembelajaran siswa secara individual. Misalnya pola pembelajaran pasif menjadi
pembelajaran kritis, belajar sendiri menjadi kerja tim, pola pembelajaran alat tunggal
menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia, pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan
potensi khusus yang dimiliki setiap
peserta didik, dan pola pembelajaran ilmu pengetahun tunggal
menjadi pembelajaran jamak. (dys)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar