KANGGOK'M TADAHN ?

Selasa, 04 Februari 2014

Perubahan Pola Pikir pada Kurikulum 2013


Secara umum, tujuan Kurikulum 2013 ialah untuk mempersiapkan manusia indonesia, agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan efektif, serta mampu berkontribusi  pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.  Dari sisi konseptual, terdapat perubahan fundamental dalam proses belajar mengajar yang berlangsung di kelas seperti interaksi belajar antara guru dengan murid.

Disebutkan oleh Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) NTB, Drs. Imhal ditemui Suara NTB kemarin bahwa kurikulum 2013 ini memiliki aspek perubahan yang cukup fundamental dari sisi pelaksanaan proses belajar mengajar di ruang kelas. Disebutkannya, perubahan fundamental tersebut merupakan bentuk kesadaran untuk mewujudkan manusia indonesia yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan efektif bagi terjadinya keberlangsungan di tengah-tengah masyarakat.

Imhal mengaku, pola pikir kurikulum 2013 pada proses belajar mengajar ialah tidak lagi menempatkan siswa sebagai objek belajar yang justeru membuat siswa tidak aktif. Akan tetapi kurikulum 2013 memberikan posisi kepada siswa untuk aktif dengan menempatkan proses belajar mengajar terpusat pada peserta didik. “Pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru tapi berpusat pada peserta didik” sehingga dari perubahan itu terjadi pola pembelajaran interaktif baik murid kepada guru, masyarakat, lingkungan dan sumber media lainnya”.

Lebih lanjut Imhal berharap dari perubahan pola pikir belajar tersebut siswa mampu aktif dan mencari sumber belajar secara mandiri terlebih lagi diperkuat dengan model pembelajaran saintik sehingga peserta didik mampu menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja seperti melalui internet dan lain sebagainya. Selain itu, ia menyebut perubahan lainnya juga akan ikut terjadi pada pola pembelajaran siswa secara individual. Misalnya pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis, belajar sendiri menjadi kerja tim, pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia, pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan  (users) dengan memperkuat pengembangan potensi  khusus yang dimiliki setiap peserta didik, dan pola pembelajaran ilmu pengetahun tunggal menjadi pembelajaran  jamak. (dys)


Tidak ada komentar: