KANGGOK'M TADAHN ?

Minggu, 28 Februari 2016



Salam dari Melbourne
"Kak Yusin & kak Dwi All the best & happily ever after"

Sudah lama tak menulis lagi, semenjak nyantri sebagai wartawan dua setengah tahun lalu. Kalau biasanya menulis bisa sangat lepas, bebas dan merdeka dalam artian apa yang mau ditulis bisa seenak hati namun bertanggungjawab, kini sebagai wartawan aktifitas menulis itu hampir tak pernah saya lakukan.

Malam ini saya coba merangkai kata demi kata yang sedapat mungkin dirangkai, agak kaku sih karena menulis lepas dengan menulis berita jelas berbeda. Sederhananya, menulis berita berarti menulis pikiran orang, sementara menulis lepas bisa dalam bentuk opini dan lain sebagainya pada dasarnya kita sedang menulis tentang pikiran kita sendiri. Gak susah bukan kalau menulis pikiran kita sendiri, tapi kalau gak punya pikiran, lantas apa yang mau ditulis?

Pose di depan patung pendiri Monash University
Saya hanya ingin menulis apa yang saya rasakan hari-hari belakangan ini. perasaan yang mungkin tak semua orang bisa merasakannya. Ini soal pencapaian, mimpi dan harapan, serta kebanggaan.  Iya, kebanggaan itu yang membuat saya setidaknya bisa tersenyum sumringah dan angkat topi.

Adek Tuty adalah orangnya. Meski awalnya bukan siapa-siapa, tak ku kenal, namun kini menjadi bagian tak terpisahkan dari hidup yang baru kumulai ini. Ia merupakan adik kandung dari seorang gadis baik, pemurah, rendah hati, penyabar, yang kupersunting setahun yang lalu. Dari sini, setidaknya semua berubah, dari yang awalnya hanya sebagai adik dari pacar semata, kini sudah menjadi  bagian yang melekat dari keluarga kecil kami.


Awal ketemu di kos kekalik, Ia terkesan sangat acuh dan cuek, dan sepertinya memang cuek hehehe.  Tak ada yang dipikirin selain belajar dan belajar. Tak hanya itu, Ia juga mempunyai sisi tegas sebagai perempuan. Apakah karena sejak awal bercita-cita menjadi Polwan, meski akhirnya nggak kesampaian atau karena faktor lain yang membentuk ketegasan itu. Tapi apapun faktornya, menurut saya sisi tegas itu perlu dimiliki oleh setiap perempuan, minimal sisi tegas itu dapat melindungi diri seorang perempuan sebelum akhirnya dilindungi oleh pasangannya kelak.


Suatu hari kakaknya bercerita “Tumben adek Tuty nggak komen apa-apa, biasanya kalau ada pacar saya selalu dikomen, minimal dimarah sebagai tanda kalau dia nggak setuju”, tuturnya.

Akhirnya saya berkesimpulan, adek Tuty memberikan respon positif terhadap keberadaan saya yang hampir tiap hari midang sekaligus numpang makan di kos. Dari situ, saya coba berani membuka diri, memulai berkomunikasi walau hanya dengan sapaan basa-basi atau sesekali mengirimkan pesan sms……

Yahhh, sebagai calon kakak ipar, syarat itu menurut saya wajib dipenuhi karena dalam membangun hubungan, kita tidak hanya terikat oleh pasangan kita saja, namun dengan semua variabel yang melekat dengan pasangan kita.

Saya tidak perlu bercerita panjang soal perjuangan adek Tuty semasa kuliah yang tiap hari manggul tas berisi buku dan laptop berjalan sejauh kurang lebih 500 meter itu, bahkan tak terhitung lagi banyaknya jumlah tas yang sudah rusak. Untung saja ada tas hasil-hasil seminar dan berbagai kegiatan yang bisa saya sumbang mulai dari tas Musda KNPI NTB, tas kegiatan seminar empat pilar MPR RI, dan tas kegiatan penyuluhan Dinas Pertanian, Kementan.


Salah satu gedung tinggi di Aussie,
poto di lantai boluk pulu boluk (88)
s
Kini adek Tuty sudah di Australia, melanjutkan study magister di Monash University setelah sebelumnya mendapatkan beasiswa LPDP.  Cita-cita yang pernah diukir dalam goretan dinding kos sewaktu kuliah dulu.

Barangkali perasaan bangga itulah yang kini menyelimuti saya dan keluarga kami. Bangga atas pencapaian yang baru saja dimulai oleh adek kami, tak pernah terpikir sebelumnya dan semua serba di luar biasa.

Perjuanganmu baru saja dimulai dek Ty, tetap semangat, beri yang terbaik buat negerimu kelak, kami turut bangga

                                                                    
              LA Resort, 28-02-2016



1 komentar:

beritasasak.blogspot.com mengatakan...

terimakasih atas semua kebertiramaanmu padaku sayang
dari istrimu tercinta Dwi Ratnasari YS