Mataram- Mengantisipasi peredaran narkoba di kalangan pelajar dan
mahasiswa, Samalas Institute bersama BNN Kota Mataram menggelar dialog
warga bersama pemuda dan masyarakat Lingkungan Karang Genteng, Kelurahan
Pagutan, Kota Mataram Jum'at malam (30/3).
Kepada peserta dialog, Kasi Pencegahan dan Pemberdayaan
Masyarakat BNN Kota Mataram Hery Sutowo menjelaskan bahwa Narkotika
membahayakan bagi semua orang. Bahayanya tidak saja bagi pemakai, namun
juga bagi orang lain. Maka narkoba sering disebut sebagai kejahatan
'extra ordinary crime'.
Sebagai contoh jika seseorang kecanduan narkoba maka syaraf
otaknya diserang.
Sehingga yang bersangkutan enggan untuk belajar dan
sekolah. Efek lain kecanduan narkoba ialah adanya perubahan perilaku
seperti pengguna mudah sekali depresi yang berujung pada munculnya sikap
paranoid. Termasuk mudah marah sehingga terjadilah KDRT di dalam rumah
tangga.
"Yang terjadi seperti efek domino," tegasnya.
Sedang dari aspek kesehatan, terjadi risiko penyakit
HIV/AIDS. Karena biasanya mereka para pemakai mempunyai kehidupan seks
yang tidak sehat. Sebanyak 88 persen pemakai narkoba memiliki kehidupan
seks tidak sehat atau pernah melakukan seks bebas.
Akibatnya, anggota keluarga lainnya juga kena dampak mulai
dari istri dan anak. Temuan BNN Kota Mataram terdapat 158 ibu rumah
tangga yang terjangkit narkoba yang ditularkan dari suaminya sendiri.
"Karena dampak narkoba juga libido naik dan tidak terkontrol dan itu banyak terjadi di Mataram".
Dijelaskan Hery berdasarkan data tahun 2014 sebanyak 6.500
orang pengguna narkoba di NTB, 27 persen di antaranya menyerang pelajar
dan mahasiswa.Sementara di Kota Mataram jumlah anak usia SMP yang
direhab sebanyak 16 anak.
Setelah dilakukan assament 10 orang di antaranya menjawab
mengenal Narkotika sejak umur 9 tahun. Kondisi ini tentu
mengkhawatirkan. Diperparah lagi berdasarkan data BNN tidak ada satupun
lingkungan di Kota Mataram yang bebas dari narkoba.
"Saya buka saja, ada anak dari Majeluk gunakan jenis
psikotropika anak kelas SMP. Akibatnya ialah selama 1,5 tahun memakai
triheksipenedil akibatnya ialah sekarang menjadi penghuni tetap rumah
sakit jiwa," imbuhnya.
"Rumah tangga dan negara rusak gara-gara narkoba. Negara
kita bisa hancur karena narkoba. Kita punya bonus demografi di mana
angka produktifitas pemudanya sangat besar. Jangan sampai rusak karena
narkoba".
Koordinator Ahli Bidang Pendidikan Samalas Institute, Putra
Sari, M.Pdi., mengungkapkan bahwa konsep dialog warga digunakan
Samalas Institute mengingat sukses tidaknya suatu program tidak terlepas
dari adanya dialog yang dilakukan secara intensif dengan kelompok
masyarakat.
"Termasuk dalam dialog warga kali ini juga kita hadirkan
perwakilan BNN Kota Mataram untuk menyampaikan bahaya narkoba kepada
masyarakat," ujarnya.
Dikatakan, konsep dialog warga seperti ini akan diperluas
ke tempat-tempat lain di Kota Mataram. Tujuannya untuk mempermudah
penerimaan masyarakat terhadap program-program yang dijalankan
pemerintah. Terlebih dialog warga ini lebih mengedepankan pendekatan
kultural dalam pelaksanaannya. Misalnya saja dirangkai dengan agenda
ngaji Yasin bersama.
Selain itu, dialog warga juga diharapkan mampu memperpendek
jarak komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat yang terkesan
mempunyai jarak.
"Samalas Institute sendiri sudah memetakan beberapa tempat
pelaksanaan dialog warga seperti di Kelurahan Pagesangan, Sekarbela dan
Babakan," tegasnya. (dys)
1 komentar:
tit
Posting Komentar